Advertisement

Warga Gunungkidul Mulai Bersihkan Bak Air Hujan

David Kurniawan
Kamis, 08 November 2018 - 19:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Warga Gunungkidul Mulai Bersihkan Bak Air Hujan Sugiyarto, warga Dusun Pejaten, Desa Giriwungu, Kecamatan Panggang sedang membersihkan bak penampungan air yang ada di depan rumahnya, Rabu (7/11/2018). - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Memasuki musim hujan warga di Dusun Pejanten, Desa Giriwungu, Kecamatan Panggang mulai membersihkan bak penampungan air yang dimiliki. Kegiatan ini selain menjaga kebersihan, juga bertujuan menyiapkan bak untuk menampung air hujan sebagai cadangan untuk dimanfaatkan saat mengalami krisis air di musim kemarau.

Warga Pejanten, Sugiyarto, mengatakan kegiatan membersihkan bak penampungan merupakan hal yang rutin dilakukan masyarakat. Menurut dia, paling sedikit sekali dalam satu tahun bak dikuras sehingga isi dalam bak menjadi bersih.

Advertisement

“Sudah biasa dan saat membersihkan sampai masuk ke dalam bak yang memiliki tinggi hampir dua meter,” ungkapnya kepada Harianjogja.com, Rabu (7/11/2018).

Sugiyarto menjelaskan hampir setiap warga di Giriwungu memiliki bak penampungan air sendiri. Keberadaan bak-bak ini sangat vital karena sebagai cadangan penyimpan air.

Biasanya, bak-bak ini akan ada aliran khusus untuk menyambungkan air hujan dari atap rumah masuk ke dalam. Upaya membersihkan juga untuk mengetahui bak apakah masih berfungsi normal atau tidak. Jika ditemukan adanya kebocoran, maka bisa langsung diperbaiki.

Sugiyarto mengungkapkan keberadaan bak penampungan ini sangatlah membantu untuk memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat. “PDAM memang sudah ada tetapi mengalirnya tidak menentu,” paparnya.

Hal tak jauh berbeda diungkakan Lestari, warga Pejaten. Menurut dia, pasokan air dari PDAM tidak bisa diandalkan karena dalam sepekan hanya mengalir satu kali. Bahkan pada saat kemarau sempat dua bulan tidak mengalir padahal air sangat dibutuhkan masyarakat.

“Kalau sudah benar-benar krisis [PDAM tidak mengalir] warga terpaksa membeli dengan harga Rp150.000 per tangkinya,” ucapnya.

Lestari mengakui bak-bak penampungan yang dimiliki sangat membantu masyarakat. Selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, air di dalam bak juga dimanfaatkan sebagai cadangan pada saat mengalami kekurangan.

Lestari tidak menampik pada saat kemarau di wilayahnya sering kekurangan air. Ia pun berharap instalasi PDAM dapat terus memasok air sehingga warga tidak sulit mencukupi kebutuhan air bersih. Sampai sekarang, alirannya tidak lancar dan sering macet padahal dari sisi kewajiban tidak pernah terlambat membayar pajak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Bidik LHKPN 2 Pejabat Pemilik Kripto Miliaran Rupiah

News
| Rabu, 24 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement