Advertisement

KENAIKAN HARGA BBM : Kepala Desa Se-Gunungkidul Bingung Soal BLSM

Ujang Hasanudin
Kamis, 20 Juni 2013 - 15:44 WIB
Maya Herawati
KENAIKAN HARGA BBM : Kepala Desa Se-Gunungkidul Bingung Soal BLSM

Advertisement

[caption id="attachment_417844" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/20/kenaikan-harga-bbm-kepala-desa-se-gunungkidul-bingung-soal-blsm-417843/spbu-antrean-pembeli-desi-suryanto-5" rel="attachment wp-att-417844">http://images.harianjogja.com/2013/06/SPBU-antrean-pembeli-Desi-Suryanto1-370x246.jpg" alt="" width="370" height="246" /> Foto Antrean Pembeli BBM
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto[/caption]

GUNUNGKIDUL-Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Gunungkidul mengaku kebingungan soal Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM sebagai kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi bagi masyarakat miskin.

Advertisement

Pasalnya hingga Kamis (20/6/2013), belum ada informasi baik dari pemerintah pusat, maupun pemerintah kabupaten tetang siapa saja yang bakal memperoleh BLSM.

“Padahal Kades [Kepala Desa] ini paling bawah jika terjadi permasalahan dalam BLSM ini pasti perangkat desa yang menjadi sasaran masyarakat. sampai detik ini kita belum tau bagaimana mekanisme BLSM,” kata Ketua Paguyuban Kepala Desa dan Perangkat Desa se-Gunungkidul, Istandi, Kamis (30/6/2013)

Istandi mengaku sudah mempertanyakan soal BLSM kepada Kecamatan, namun pihak kecamatan tidak mengetahuinya. Demikian pertanyaan serupa juga diajukan kepada pemerintah kabupaten. “Kabupaten pun tidak ada signal sama sekali,” ucapnya.

Istandi khawatir jika persoala BLSM tidak dikomunikasikan kepada pemerintah desa akan terjadi gejolak karena desa tidak mengetahui sama sekali data-data penerima bantuan tersebut.

“Kalau memang itu [BLSM] layak dan wajar demi kesejahteraan masyarakat tidak masalah,” katanya.

Dia berharap pemerintah pemerintah pro aktif menyampaikan apa yang perlu dilakukan perangkat desa. Pernyataan tersebut diakui Istandi juga mewakili 144 Kepala Desa se-Gunungkidul.

Kepala Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Sumaryadi mengaku, 500 dari 1.500 Kepala Keluarga (KK) yang miskin belum ada kepastian berapa yang mendapat bantuan sebagai akibat kenaikan BBM ini.

Dia juga tidak bisa menolak atau pun menerima BLSM karena tidak tahu menahu bagaimana proses dan meknisme penyaluran BLSM tersebut. “Bagi saya ini seperti buah simalakama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement