Advertisement
SISWI MENINGGAL AKIBAT OSPEK : Anindya Dihukum Squat Jump Padahal Dibentak Saja Bisa Pingsan

Advertisement
[caption id="attachment_429360" align="alignleft" width="354"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/22/siswi-meninggal-akibat-ospek-anindya-dihukum-squat-jump-padahal-dibentak-saja-bisa-pingsan-429359/mos-ilustrasi-antara-4" rel="attachment wp-att-429360">http://images.harianjogja.com/2013/07/MOS-ilustrasi-antara3.jpg" alt="" width="354" height="269" /> Foto Ilustrasi Masa Orientasi Siswa (MOS)
JIBI/Harian Jogja/Antara[/caption]
Harianjogja.com, BANTUL-http://www.harianjogja.com/baca/2013/07/19/siswi-meninggal-akibat-ospek-setelah-dihukum-karena-tak-bawa-sepatu-siswi-pandak-meninggal-428298">Anindya Puspitasari, siswa baru di SMK 1 Pandak, Bantul meninggal dunia setelah mengikuti masa orientasi siswa (MOS). Ia sebelumnya kena hukuman squat jump.
Advertisement
Menurut Eddy Sutoro, guru olah raga yang turut menyiapkan seleksi pasukan pengibar bendera (paskibra) pada 18-20 Juli 2013, Senin (22/7/2013) orangtua Anindya lupa menyampaikan kondisi anaknya.
Beberapa saat setelah siswi tersebut meninggal, Edy menemukan kartu kontrol Anindya di Rumah Sakit (RS) Panembahan Senopati.
Ia menduga, Anindya memiliki penyakit bawaan sehingga harus melakukan kontrol rutin di RS tersebut.
Keyakinan Edi makin kuat setelah bertemu dengan orangtua Anindya yang mengaku anaknya mudah pingsan tiap mendapat bentakan atau suara.
"Orang tua Anindya juga mengatakan kelupaan tidak menyampaikan gejala anaknya ke sekolah. Orangtua lupa menyampaikan itu," tambahnya.
Eddy juga mengatakan ia tidak merekomendasikan hukuman squat jump. Sejak awal kegiatan latihan, Eddy mengatakan seluruh siswa peserta paskibra wajib membawa kaus dan celana training. Anindya termasuk melanggar tata tertib ini.
Ia bersama lima siswi dan 15 siswa lainnya yang melanggar kemudian dikumpulkan untuk breafing. Menurut Eddy, dirinya telah wanti-wanti agar menerapkan hukuman wajar.
Untuk laki-laki, Eddy menyarankan hukuman push up, tetap jika sakit harus berhenti. Sementara perempuan jumping jump. Namun dalam pelaksanaannya, entah kenapa yang diterapkan justru squat jump. "Itulah Demi Allah saya tidak pernah rekomendasikan squat jump," papar Eddy.
Sementara itu Suyut, Kepala SMKN 1 Pandak, menyatakan siap memberi keterangan ke polisi dan Dinas Pendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPU Cabut Aturan Rahasiakan Dokumen Ijazah Capres-Cawapres
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Disnakertrans DIY Gelar Job Fair, Ada Ribuan Lowongan Kerja
- Produksi Padi Meningkat, Bantul Optimistis Swasembada Beras
- KAI Service Buka 250 Lowongan Kerja, dari Pramugari hingga Security
- Tabrak Truk di Jalan Ngawen Gunungkidul, Pemotor Meninggal Dunia
- Perolehan Emas Sleman Dalam Porda XVII Terpaut 14 Medali dengan Bantul
Advertisement
Advertisement