Advertisement
LUKISAN PAK RADEN : Ditawarkan ke Jokowi, Dibeli Prabowo
 
                
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Upaya Pak Raden untuk menjual lukisannya yang berjudul Perang Kembang akhirnya menuai hasil. Lukisan itu secara resmi dibeli Prabowo Subianto pada Selasa (1/10/2013).
Pemilik nama lengkap Suyadi itu sebenarnya berniat menjual lukisan tersebut kepada Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (13/9/2013) lalu. Kala itu, Pak Raden datang ke kantor gubernur secara spontan tanpa memberitahu Jokowi terlebih dahulu.
Advertisement
Sayang, kedatangannya kala itu tidak menemui hasil. Jokowi tidak berada di kantor karena sedang menjalankan tugas. Akhirnya, ia hanya ditemui oleh wakilnya, Ahok.
“Kami tidak tahu apakah Pak Jokowi sudah tahu kalau kami datang atau tidak. Sejauh ini belum ada kelanjutanya karena Pak Jokowi tidak mengontak kami,” kata Prasodjo Chusnato, Manajer Pak Raden saat dihubungi Harian Jogja melalui ponsel, Selasa (1/10/2013).
Dua pekan berselang, Pak Raden justru kedatangan orang yang mengaku utusan dari Prabowo Subianto yang tertarik membeli lukisan Pak Raden.
“Kami memutuskan untuk memboyongnya,” ujar Budi Purnomo Kardjodiharjo Koodinator Media Center Prabowo Subianto yang saat dihubungi Harian Jogja.
Menurut Budi, salah satu alasan ketertarikan Prabowo membeli lukisan tersebut semata ingin membantu Pak Raden yang memang tengah membutuhkan uang untuk pengobatan kakinya. Lukisan tersebut lantas dibeli dengan harga Rp50 juta. Lebih murah dari banderol harga sebelumnya yakni Rp 60 juta.
Lukisan Perang Kembang dibuat pada 2002 dan berukuran 70 sentimeter kali satu meter. Lukisan itu menggambarkan dua pemain wayang bergaya Surakarta yang sedang terlibat duel di sebuah panggung dengan diiringi pemain gamelan.
Adapun duit yang diperoleh Pak Raden dari hasil penjualan lukisan akan dijadikan modal untuk berobat sekaligus biaya hidup sehari-hari.
Seniman berusia 80 tahun itu juga berencana mempergunakan uang itu untuk membuat buku anak-anak tentang wayang orang dan wayang kulit.
Pak Raden merasa terketuk untuk membuat buku tersebut karena ia prihatin dengan minimnya buku anak-anak tentang seni tradisional. Seiring perkembangan zaman anak-anak saat ini lebih meminatii buku yang datang dari mancanegara terutama komik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KA Bandara Jogja, Rabu 29 Oktober 2025
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman, Rabu 29 Oktober 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Hujan Ringan, Rabu 29 Okt 2025
- Realisasi TJSP Sleman 2024 Tembus Rp16,2 Miliar dari 74 Perusahaan
- Desa Wisata Panjangrejo Bantul Bangkit, Genjot Edukasi Gerabah
Advertisement
Advertisement
















 
            
