Advertisement

Batik Bermotif Kartun Daya Tarik untuk Anak-Anak

Uli Febriarni
Selasa, 25 Februari 2014 - 21:40 WIB
Maya Herawati
Batik Bermotif Kartun Daya Tarik untuk Anak-Anak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Program Kreativitas mahasiswa (PKM) Kewirausahaan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selalu berusaha menghadirkan sejumlah inovasi, salah satunya inovasi batik bermotif kartun.

Menurut salah satu mahasiswa yang tergabung dalam PKM Kewirausahaan, Hidayatun Nikmah, ide batik kartun muncul dari penelitian bertajuk Batik Cartoon for Kids: Usaha Cerdas dan Edukatif Sebagai Upaya Memerkenalkan Budaya Batik Kepada Anak pada 2013. Ide ini sendiri muncul dari keprihatinan mereka terhadap kain batik yang hanya digunakan oleh orangtua. Padahal warisan budaya yang sudah diakui UNESCO itu juga bisa digunakan oleh anak-anak.

Advertisement

Tim yang terdiri dari tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yakni Hidayatun Nikmah, Desiana Nur Fajri dan Yuliani inipun berusaha mewujudkan ide itu menjadi sebuah karya.

Dengan bimbingan salah satu dosen pembimbing, mereka kemudian mencoba memikirkan bagaimana agar batik dapat juga disukai dan dikenakan oleh anak-anak.

“Awalnya ada ide batik bermotif bola yang respons pasarnya cukup bagus. Namun kemudian kami berpikir alternatif lainnya. Batik bola sasarannya hanya cowok, yang cewek belum, maka agar lebih umum, kami ambil batik bermotif kartun. Semua film kartun yang sedang menjadi tren kami coba,” ujar Desiana saat ditemui Harianjogja.com belum lama ini.

Saat ini, mereka sudah memiliki tiga motif kartun, yakni dua motif Shaun the Sheep dan Angry Bird. Rencana ke depannya, mereka akan membuat motif Spongebob. “Tujuannya menarik minat anak-anak dan motif yang tidak rumit,” ujar Hidayatun menambahkan.

Dengan metode batik cap, mereka memesan pelat dengan harga Rp800.000 untuk bentuk yang rumit, dan Rp500.000 untuk motif yang mudah. Motif yang mereka buat selanjutnya dikombinasikan dengan motif batik klasik, seperti parang dan kawung. Diakui Desiana, mereka belum begitu paham mengenai motif batik klasik yang dikombinasikan dengan motif kartun.

“Ke depannya ingin belajar tentang motif klasik, jadi tidak hanya asal tunjuk,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement