Menara Peringatan Dini di Pesisir Selatan Belum Bisa Berfungsi
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Tower Early Warning System (EWS) atau peringatan dini yang mulai dirintis dan dibangun Badan Penanggulagan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul masih belum bisa difungsikan.
Kepala BPBD Gunungkidul Budi Harjo menuturkan program tersebut merupakan pengadaan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ada tujuh tower EWS yang didirikan di pesisir Gunungkidul.
“Namun tower yang telah berdiri itu belum bisa digunakan untuk memberikan peringatan karena belum selesai pembangunannya,” tutur dia, Jumat (4/4/2014).
Budi menuturkan pihaknya masih menunggu kelengkapan instalasi untuk tower tersebut. Diharapkan dalam dua bulan ke depan, tower di pesisir Gunungkidul bisa difungsikan untuk memberikan pengumuman kepada warga.
“Misalnya ketika ada imbauan resmi dari BMKG mengenai dampak tsunami Chile, kami belum bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena belum rampung,” tutur dia.
Sementara menunggu rampungnya pembangunan EWS, pengumuman kepada masyarakat dilakukan secara berantai. BPBD berkoordinasi dengan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Search And Rescue (SAR) Satlinmas untuk menyebarkan informasi.
“Tower yang sudah dibangun sebetulnya sudah bisa digunakan tapi baru memberkan alarm. Itu pun harus dioperasikan di lokasi tower,” imbuh dia.
Ke depan tower tersebut akan bisa dioperasikan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD.
Ada tujuh tower yang sudah dibangun di Gunungkidul. Pembangunan dimulai dari 6 Januari dan selesai pada 8 Januari. Tower tersebut dipasang di Pantai Ngrenehan, Kukup, Sepanjang, Drini, Sundak, Siung dan Wediombo.
Pendirian EWS juga mendapatkan sambutan hangat dari SAR Satlinmas. Wakil Koordinator SAR Satlinmas Korwil II Sukamto menuturkan alangkah baiknya jika EWS benar-benar bisa dioperasikan dari Pusdalops.
“Selama ini ketika kami mendapatkan pengumuman resmi dari BMKG melalui BPBD selalu kami teruskan kepada masyarakat dengan memanfaatkan tower di Baron,” tutur dia.
Ia melihat tower EWS belum bisa berfungsi ganda. Tower tersebut baru bisa mengirimkan sirine dengan dioperasikan dari titik tower itu berada. Tower itu belum bisa digunakan untuk memberikan pengumuman kepada warga.
“Ya mungkin karena memang belum selesai pembangunannya,” tutur dia.
Sukamto menambahkan selain memberikan informasi resmi dari BMKG, pihaknya juga rutin memberikan pengumuman mengenai tinggi gelombang kepada nelayan dan pengunjung. Hal itu dilakukan sebagai salah satu cara peringatan dini sehingga mereka bisa lebih waspada. (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diduga Terobsesi Teori Konspirasi, Satu Keluarga Lompat dari Balkon Apartemen
Advertisement

Pesta Daging Iftar Ramadan di Horison Ultima Riss Malioboro Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Jembatan Gantung Duwet Ditutup Per Hari Ini, Kenapa?
- Pengelolaan Sampah Lewat Inovasi Briket di Kota Jogja Terganjal Perda
- Demi Ramadan yang Kondusif di Jogja, Polresta Musnahkan Ratusan Botol Miras
- Proyek Padat Karya Percepat Pemulihan Ekonomi di Bantul
- Tekan Kenaikan Harga Bahan Pokok, Sistem Resi Gudang Bisa Jadi Solusi
Advertisement