Advertisement
BANDARA KULONPROGO : Warga Pasang Stiker Tolak Tamu di Depan Pintu Rumah

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Beragam cara penolakan dilakukan oleh penentang proyek bandara untuk meluapkan ekspresinya mempertahankan tanah mereka. Sekarang tidak hanya bokade jalan, serta spanduk bertuliskan kalimat-kalimat kecaman terhadap bandara.
Sebuah stiker berukuran sekitar 7x15 sentimeter tertempel di kaca jendela milik seorang warga Dusun Kragon II, Desa Palihan, Kecamatan Temon, wilayah yang secara langsung terimbas proyek bandara.
Advertisement
Stiker tersebut bertuliskan ungkapan penolakan, tapi agak diperhalus. Berbeda dengan kalimat-kalimat dalam spanduk menyebar di sepanjang ruas Jalan Daendels wilayah setempat.
"Maaf kami tidak menerima tamu sosialisasi bandara," begitulah kalimat yang tertuang dalam stiker. Sederhana, tapi begitu besar maknanya bagi warga Kragon II. Seluruh rumah warga ditempeli stiker seperti itu sebagai bentuh kokohnya tekad mempertahankan lahan dari megaproyek bandara.
Latar belakang munculnya stiker itu terjadi ketika tim Percepatan Pembangunan Bandara Baru (P2B2) menerobos Kragon untuk memasang penentuan titik koordinat bandara.
Warga yang menaruh kewaspadaan langsung bereaksi dengan menempel stiker tanda mereka enggan menerima kunjungan tim itu.
"Jangan harap bisa bertamu ke rumah warga sini jika memang tujuannya ingin membicarakan pembebasan lahan. Kami enggak bakal mau menerima," ujar Humas Wahana Tri Tunggal, Martono beberapa waktu lalu.
Tidak ada yang memaksa warga untuk menempelkan stiker penolakan itu. Semuanya murni kemauan warga sendiri yang khawatir kehilangan lahan akibat pembangunan bandara.
Ya, penolakan dengan simbol stiker merupakan satu dari sekian cara yang ditempuh warga penentang bandara untuk mengekspresikan suara penolakan.
Dengan dalih mempertahankan tanah warisan untuk pertanian, warga tetap teguh dengan sikap kontra terhadap bandara.
Mereka menyatakan tidak tergiur dengan iming-iming kompensasi meski nominalnya nanti sangat menggiurkan.
Tanah bagi mereka merupakan sebuah harta yang ternilai harganya, wajib diperertahankan meski nyawa menjadi taruhannya.
"Kami akan bertahan di sini, apa pun risikonya," tegas Martono.
Kegigihan warga dalam menunjukkan sikap pantang menyerah sudah ditunjukkan pada saat blokade jalan menghalau tim P2B2 masuk. Kendati ada wacana pengerahan aparat kepolisian untuk mengawal tim P2B2.
Beruntung akhirnya pada waktu itu Pemkab Kulonprogo memutuskan penghentian pemasangan patok sehingga konflik frontal dengan warga terhindarkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Waspada Penipuan! Jangan Tergiur Penawaran Haji Tanpa Visa Resmi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
- Libur Panjang, Okupansi Hotel di Bantul Mencapai hingga 100 Persen
- Baciro Kini Jadi Kelurahan Hijau di Jogja karena Berhasil Mengelola Sampah dengan Baik
- Ratusan Remaja Diusulkan Dinsos Bantul untuk Masuk Sekolah Rakyat Setingkat SMA
- Long Weekend Waisak, Jumlah Wisatawan di Bantul Meningkat Hampir Dua Kali Lipat
Advertisement