Advertisement
Diringkus, 4 Penjambret Sudah Beraksi 33 Kali

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Keempat http://www.harianjogja.com/baca/2014/05/08/polsek-mergangsan-ringkus-4-pejambret-diringkus-506597" target="_blank">tersangka penjambret yang ditangkap Kepolisian Sektor Mergangsan Kota Jogja yang merupakan residivis itu sudah melakukan aksi pencurian sebanyak 33 di lokasi yang berbeda dalam kurun satu bulan.
Keempat tersangka adalah Fadri alias Agung, 21, warga Semarang, Jawa Tengah; Ponco Nando Kurdiansyah, 25, warga Bantul; Ferdinal alias Wondo, 19, dan Pradita Seno, 21, keduanya warga Mergangsan, Jogja.
Advertisement
Kanit Reserse Kriminal Polsek Mergangsan Ajun Komisaris Polisi Masnoto, Rabu (7/5/2014) menjelaskan keempat tersangka dalam sebulan terakhir sudah melakukan 33 aksi kejahatan di antaranya penjambretan, perampokan, pencurian dan pemberatan dan pencurian sepeda motor di Kota Jogja, Bantul dan Sleman.
Aksi terakhir yang dilakukan keempat tersangka adalah menjambret Dwi Winarsih, 24, warga Semanu, Gunungkidul, di Jalan Menukan, Mergangsan, Jogja pada Kamis (1/5/2015) pagi.
Saat itu, terang Masnoto, Dwi Winarsih mengendarai sepeda motor hendak bekerja kemudian dipepet dari sebelah kiri dua tersangka Fadri dan Pradita Seno. Dua tersangka lainnya Ferdinal dan Ponco mengawasi dari belakang dan bersiap menghalang-halangi jika korban mengejar.
Masnoto menyatakan, dalam setiap aksinya keempat pelaku kerap membawa senjata tajam jenis celurit, golok dan belati serta pistol mainan. “Senjata itu selalu digunakan untuk menakut-nakuti para korban,” kata Masnoto.
Sejumlah barang bukti disita polisi, yakni tiga unit sepeda motor, 10 telepon selular berbagai merk, satu unit laptop, empat dompet, cerulit, belati, pedang, dan pelat nomor polisi palsu untuk mengelabuhi.
Saat ini polisi masih terus mendalami dan mengembangkan kasus tersebut karena diduga masih ada tempat kejadian perkara (TKP) lainnya yang dilakukan keempat tersangka. “Kita sedang koordinasi dengan polsek-polsek di wilayah hukum Bantul dan Sleman,” ucap Masnoto.
Dia menambahkan, hasil kejahatan yang dilakukan keempat tersangka digunakan untuk foya-foya di kawasan Pasar Kembang, Sosromenduran. Bahkan keempat tersangka sudah mempunyai pos tongkrongan untuk pesta dan membagi-bagi hasil kejahatan di Pasar Kembang tersebut.
Untuk menghindari jejak, kata Masnoto, keempat tersangka juga pindah-pindah tempat tinggal.
Salah satu tersangkan, Ponco Nando mengelak dikatakan hasil kejahatan mereka hanya digunakan untuk pesta. Residivis kasus pencurian dan pemberatan (curat) yang baru keluar Februari lalu di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan ini berdalih hasil kejahatan digunakan untuk kebutuhan hidup dan bisnis minuman keras (miras).
“Saya jarang nongkrong di Sarkem,” ucap dia.
Dari rumah Ponco pula, polisi memang menyita 47 botol miras jenis ciu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Longsor di Banyumas, Penumpang Kereta Api dari Jakarta Harus Ganti Bus
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Dispar DIY Genjot Kunjungan Wisatawan di Desember Ini
- Tak Melulu di Malioboro, Dispar DIY Sebut Desa Wisata Kini Jadi Favorit Wisatawan
- Tak Kantongi Izin Kepolisian, Empat Agenda Kampanye di Jogja Batal
- DP3AP2KB Beberkan Penyebab Stunting di Kota Jogja
- 10 Kandidat Pemilu Jogja Diduga Langgar APK, Paling Banyak di Umbulharjo
Advertisement
Advertisement