Advertisement
ULANG TAHUN NAIK TAKHTA : Sultan Tak Kenyang Selama 25 Tahun Bertakhta
 
                
            Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Sri Sultan Hamengku Buwono X memperingati tingalan jumenengan atau hari ulang tahun naik takhta yang ke-25 tahun pada Kamis (29/5) atau 29 Rejeb Tahun Alip 1947. HB X naik tahta pada 7 Maret 1989 atau bertepatan dengan 29 Rejeb 1921.
Di usia yang hampir kepala tujuh, Sultan tetap energik dengan beraktivitas baik sebagai gubernur maupun raja sekaligus. Menurut Sultan kuncinya dari itu semua adalah Teratur, tertib dan disiplin, termasuk dalam urusan makan. “Intinya, makan teratur, jangan sampai kenyang,” kata Sultan.
Advertisement
Ditemui Rabu (28/5/2014) sore, saat keluar dari ruang rapat paripurna DPRD DIY, Sultan membuka senyumnya lebar-lebar saat awak media televisi mengambil gambarnya. Langkahnya yang panjang membuat dia cepat tiba di pintu mobil dinas Camry yang terparkir di kompleks DPRD DIY.
“Kaya sinetron saja…” selorohnya kepada awak media televisi yang terus mengambil gambar Sultan.
Hari itu, Sultan diburu wartawan karena santer terdengar bakal dijadikan juru kampanye dari kedua pasangan calon presiden Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.
Dalam usia takhta seperempat abad itu, HB X mengaku tak ada banyak tantangan di internal Kraton yang mesti ia kerjakan, meskipun hingga saat ini tak juga kelihatan siapa yang bakal menjadi sebagai pewaris takhta bapak dari lima putri tersebut. Di luar Kraton, ia mengatakan hanya ingin berjalan sesuai dalam rel. “Asal enggak macam-macam saja,” ujarnya.
Dilibatkannya dalam berbagai organisasi, menurut dia, yang terpenting hanyalah sebuah iktikad baik untuk dapat mengabdi.
Aktivisnya yang cukup banyak, membuatnya harus menjaga kesehatan.
Usianya yang sudah 68 tahun tak memperlihatkannya sudah terlalu lelah menjadi gubernur, meski terkadang rambutnya harus disemirnya sehingga ubannya tertutup dan terlihat lebih segar.
Resepnya, kata dia, tak meninggalkan olah raga dan selalu berpikiran jernih, tidak berpikir yang tidak-tidak. Makan, diibaratkannya sama dengan segala urusan yang dilakoninya. Teratur, tertib dan disiplin.
Disiplin setiap kali mendatangi rapat paripurna, meski kerap molor satu sampai dua jam. Tertib untuk menjalani amanah Undang-undang Keistimewaan untuk tidak terlibat dalam kegiatan partai politik.
Meski seorang Raja, Sultan tetap terbuka terhadap kritik yang diarahkan kepadanya. Saat Biro Umum Pemda DIY bakal memberikan mobil dinas baru BMW X5 seharga Rp1,4 miliar, HB X bersedia menurunkan kelas mobdinnya setelah mendapatkan kritikan. Fortuner seharga Rp400an juta dipilihnya.
Demikian juga ketika ada jatah honor dari dana keistimewaan sebagai Rp3,8 per bulan, Sultan pun cepat- cepat berkonsultasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Takut, kalau-kalau honor itu sebagai gratifikasi, karena sebagai gubernur ia telah mendapatkan gaji dari anggaran negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja, Kamis 30 Oktober 2025
- Sengketa Lahan Citra Rejodani Tuntas, Pengembang Beli Tanah
- Jadwal Bus Sinar Jaya ke Bantul dan Gunungkidul, 30 Oktober 2025
- Tarif dan Jadwal DAMRI Semarang Jogja PP, Kamis 30 Okt 2025
- PDIP Gelar Merah-Muda Fest 2025 di Jogja, Catat Tanggalnya
Advertisement
Advertisement

















 
            
