Advertisement

Aktivis Desak Pembebasan 'Shinta dan Natasya' dari GL-Zoo

Ujang Hasanudin
Kamis, 08 Januari 2015 - 15:23 WIB
Mediani Dyah Natalia
Aktivis Desak Pembebasan 'Shinta dan Natasya' dari GL-Zoo Sejumlah aktivis satwa Animals Indonesia berunjuk rasa di Titik Nol Kilometer, Rabu (7/1/2015). Mereka mendesak pemerintah membebaskan dua gajah dari Gembira Loka dan mengembalikan ke habitatnya. (JIBI/Harian Jogja - Ujang Hasanudin)

Advertisement

Aktivitas pemerhati satwa mendesak pemerintah mengembalikan dua gajah Sumatra ke Pusat Konservasi Gajah Seblat Bengkulu.

Harianjogja.com, JOGJA-Aktivis pemerhati satwa, Animals Indonesia melakukan unjuk rasa di Titik Nol Kilometer Malioboro, Rabu (7/1/2015). Mereka mendesak pemerintah membebaskan dua gajah Sumatra atau yang dinamai Shinta, 22, dan Natasya, 23, dari Kebun Binatang Gembira Loka (GL-Zoo).

Advertisement

"Kami sangat menentang pemindahan dua gajah ke Gembira Loka. Mereka harus dibebaskan, dikembalikan lagi ke Bengkulu," kata juru bicara Animals Indonesia Elizabeth Laksmi.

Menurut Elizabeth, pemindahan Shinta dan Natasya ke Gembira Loka pada awal Januari lalu merupakan preseden buruk. Sebelum dipindahkan, Shinta dan Natasya bisa hidup bebas di pusat konservasi gajah Seblat, Bengkulu, yang memiliki luas sekitar 7.000 hektare.

Selama tujuh hari dalam sebulan, keduanya juga mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi kawasan alam yang luas, mendapatkan makanan langsung dari alam bebas dan mandi di sungai yang mengalir, karena mereka tidak akan meminum air yang tergenang.

"Bisa dibayangkan dengan kondisi Gembira Loka betapa stresnya mereka yang hanya ditempatkan di area seluas dua kali lapangan basket," papar Elizabeth.

Selain kondisi lingkungan, dikatakan Elizabeth, gajah memiliki hubungan emosional yang sangat erat dengan teman-temannya. Di Taman Wisata Alam Seblat, Bengkulu, Shinta dan Natasya bisa bertemu dengan orang-orang tertentu di habitatnya. Kondisi lingkungan yang berbeda antara Taman Seblat dan Gembira Loka akan mempengaruhi psikologis kedua gajah tersebut.

Shinta dan Natasya juga harus beradaptasi dengan lingkungan baru dan bisa jadi akan melalui tahapan pelatihan yang berat, kejam dan tanpa ampun.

"Di Jogja Shinta dan Natasya akan hidup di antara kerumunan orang yang diduga akan dijadikan tunggangan untuk menghibur para pengunjung," ungkap Elizabeth.

Elizabeth menegaskan, dalam waktu dekat Animals Indonesia perwakilan Jogja dan Animals Indonesia perwakilan Bengkulu akan membuat petisi kepada Gubernur Bengkulu agar menarik kembali Shinta dan Natasya dari Gembira Loka.

Data Animals Indonesia, populasi gajah sumatra sudah sangat mengkhawatirkan. Jumlahnya diperkirakan 2400-2800 ekor (versi WWF tahun 2000), paling sedikit dibanding jenis gajah lainnya. Internasional Union for Conservation of Nature (IUCN) bahkan menyatakan, kritis. Hanya selangkah lagi gajah sumatra menuju kepunahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan

News
| Rabu, 24 April 2024, 14:27 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement