Advertisement

Animal Rescue Dominasi Evakuasi Damkar Sleman 2025

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 31 Desember 2025 - 23:07 WIB
Jumali
Animal Rescue Dominasi Evakuasi Damkar Sleman 2025 Kantor Damkar Godean Sleman - ist - Google

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Damkar Sleman mencatat 1.720 kegiatan evakuasi sepanjang 2025. Sebanyak 95 persen di antaranya merupakan penyelamatan hewan, didominasi ular dan tawon.

Selain penyelamatan hewan, petugas Damkar Sleman juga menangani berbagai jenis evakuasi lainnya. Penyelamatan kategori non-penanganan khusus tercatat sebanyak 63 kasus (3,7%), sementara aksi pelepasan cincin mencapai 12 kasus (0,7%). Adapun penyelamatan di ketinggian menjadi kategori paling sedikit dengan 6 kasus (0,3%).

Advertisement

Tingginya angka animal rescue mengindikasikan besarnya kebutuhan masyarakat terhadap penanganan hewan, baik hewan peliharaan maupun satwa liar yang masuk ke permukiman. Hal ini sekaligus menegaskan peran krusial Damkar dalam situasi darurat non-kebakaran.

Meski permintaan evakuasi sangat tinggi, petugas Damkar Sleman masih menghadapi tantangan serius. Kepala Seksi Operasional dan Investigasi (Ops) Bidang Damkar Satpol PP Sleman, Nawa Murtiyanto, mengungkapkan dua kendala utama: keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan ketiadaan Alat Pelindung Diri (APD) khusus penanganan tawon.

“Kami sama sekali tidak punya APD Tawon. Nol unit,” tegas Nawa saat dihubungi, Rabu (31/12/2025).

Ketiadaan perlengkapan ini berdampak langsung pada keselamatan petugas. Tercatat sudah ada delapan kejadian petugas tersengat tawon saat bertugas. Kondisi ini sangat merugikan mengingat jumlah personel yang terbatas untuk melayani seluruh wilayah Sleman.

Nawa mencatat kemunculan ular dan tawon di permukiman mengalami peningkatan setiap bulannya. Hingga November 2025, terdapat 1.400 laporan non-kebakaran, di mana 90% di antaranya merupakan laporan gangguan ular dan lebah. Selain di rumah warga, kedua hewan ini juga sering ditemukan di fasilitas umum dan instansi pendidikan.

Berdasarkan pola tahunan, laporan sarang tawon biasanya meningkat signifikan saat memasuki musim hujan. Sementara itu, ular yang saat ini tengah memasuki fase bertelur diprediksi akan meningkatkan populasi dan laporan gangguan pada tahun depan.

Komandan Regu I Bidang Damkar Satpol PP Sleman, Bayu Ibrahim Aji, menjelaskan bahwa evakuasi ular memiliki kesulitan tersendiri. Hewan melata ini kerap bersembunyi di celah-celah tumpukan benda yang sempit.

"Situasi ini menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses evakuasi. Berbeda dengan evakuasi tawon, untuk menangani ular petugas setidaknya hanya memerlukan tongkat penjepit (snake hook/tong)," ujar Bayu.

Damkar Sleman pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melapor melalui saluran resmi jika menemukan hewan berbahaya di lingkungan rumah guna menghindari jatuhnya korban luka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Inilah Negara Paling Awal dan Paling Akhir Rayakan Tahun Baru 2026

Inilah Negara Paling Awal dan Paling Akhir Rayakan Tahun Baru 2026

News
| Rabu, 31 Desember 2025, 22:07 WIB

Advertisement

Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang

Musim Liburan, Wisata Jip Merapi Diserbu hingga 20 Ribu Orang

Wisata
| Rabu, 31 Desember 2025, 13:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement