Advertisement
AKSI VANDALISME : Seniman Sebut Kasus di Jogja Salah Pemerintah

Advertisement
Aksi vandalisme yang marak terjadi di Jogja, disebut seniman karena salah pemerintah.
Harianjogja.com, JOGJA-Maraknya aksi vandalisme di Jogja karena pemerintah disebut kurang perhatian sehingga pelaku vandalisme semakin berani untuk menunjukan eksistensinya melalui coretan.
Advertisement
"Sekarang jadi liar karena [pelaku vandalisme] tidak diberi ruang," kata Perupa Jogja Ong Hari Wahyu seusai sarasehan Estetika dan Etika Penataan Iklan di Ruang Publik, di Kepatihan, Kamis (15/1/2015)
Menurut Ong, pendekatan pelaku vandalisme tidak bisa dilakukan dengan ancaman pemenjaraan, melainkan harus dengan pendekatan kultural. Misalnya pada masa kepemimpinan Wali Kota Jogja Hery Zudianto, kata Ong, pemerintah menyediakan cat sekaligus zona yang dibolehkan untuk corat-coret.
Hal tersebut justru bisa mempercantik Jogja dengan muralnya sehingga vandalisme pun tidak merebak seperti saat ini.
"Kalau pemerintah memfasilitasinya dengan baik, anak-anak tidak mungkin vandalisme," ucap ong.
Ong tidak sependapat cara penyelesaian vandalisme dengan ancaman penjara, karena hal itu menurutnya, justru akan memunculkan perasaan dendam di benak pelaku vandalisme,
"Lebih baik dengan pendekatan kultural, mengajak ngobrol maunya seperti apa," tandas Ong.
Sebelumnya, Walikota Jogja Haryadi Suyuti meminta aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku vandalisme. Menurut dia, tak ada ruang bagi pelaku vandalisme karena telah merusak keindahan kota Jogja.
"Tak ada ruang bagi pelaku vandalisme. Koordinasikan dengan aparat kepolisian biar langsung ditindak," kata Haryadi, beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pemadaman Listrik Rabu 17 September 2025: Kalasan hingga Wonosari
- Pusat Tak Jadi Potong Dana Transfer, Hasto: Kami Senang Sekali
- Terdampak Cuaca, Harga Cabai di Kulonprogo Rp60 Ribu per Kilogram
- Batal Pakai APBD, Anggaran MBG Gunungkidul Rp12 Miliar Dialihkan
- Musim Hujan Lebih Awal, Pakar UGM: Awas Banjir dan Longsor!
Advertisement
Advertisement