Advertisement

HARI PERS NASIONAL : Syafi'i : Wartawan Indonesia Harus Punya Nyali

Ujang Hasanudin
Senin, 23 Februari 2015 - 05:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
HARI PERS NASIONAL : Syafi'i : Wartawan Indonesia Harus Punya Nyali Siswa SMP Kristen 3 Margoyudan mengikuti kegiatan membaca koran bersama di halaman sekolah mereka, Jebres, Solo, Jawa Tengah, Senin (9/2/2015). Membaca koran bersama tersebut digelar sebagai wujud partisipasi siswa memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2015. (Ivanovich Aldino/JIBI - Solopos)

Advertisement

Hari pers nasional diharapkan jadi momentum wartawan Indonesia memiliki nyali.

Harianjogja.com, JOGJA-Tokoh bangsa Ahmad Syafi'I Ma'arif menyatakan bahwa insan pers Indonesia harus memiliki nyali untuk menjaga profesionalisme dan melindungi kebebasan yang bertanggung jawab.

Advertisement

"Kebebasan wajib dilindungi dan wartawan harus punya nyali," kata Syafi'i Ma'arif dalam acara peringatan Hari Pers Nasional 2015 yang disiarkan langsung di JogjaTV, Sabtu (21/2/2015), sore.

Menurut pria yang akrab disapa Buya Syafi'I ini kebebasan pers harus kebebasan yang bertanggung jawab yang memiliki tujuan untuk membangun bangsa dan ikut mensejahterakan masyarakat.

Buya juga mengkritisi sebagian pers saat ini masih belum mengarah pada pembangunan bangsa. Oleh karena itu, Buya mengingatkan pentingnya pers memahami kebangsaan, nasionalisme, dan pancasila.

"Kalau [pers] sudah ngerti itu perilakunya sesuai dengan kesadarannya," kata Buya.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini menambahkan, pemerintah pun wajib mendengarkan pers. Dia meyakini meski kritik yang menyakitkan tapi pemerintah akan menghargai kebebasan pers.

Senada juga diungkapkan Komandan Korem (Danrem) 072 Pamungkas Brigadir Jenderal MS Fadhilah
menyatakan, wawasan kebangsaan wartawan perlu ditingkatkan karena peran dan fungsi wartawan juga sebagai pemersatu bangsa dan memperjuangkan kedaulatan. "Perlu terus dibangun wawasan kebangsaan dan
peningkatan pengetahun untuk wartawan," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu Ketua Perwatuan Wartawan Indonesia (PWI) DIY Sihono mengatakan, pers indonesia saat dini dihadapi pada persoalan profesionalisme dan kesejahteraan. Pers indonesia masih "masuk angin" karena ditarik-tarik oleh kepentingan. Namun demikian, kondisi tersebut tak menyurutkan pers untuk tetap berjuang mempertahankan idealisme dan kepntingan bangsa.

Turut hadir dalam acara dengan tema 'Pers dan Komitmen Kebangsaan' tersebut Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo dan sejumlah anggota PWI DIY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Ini Format Lengkapnya

News
| Kamis, 07 Desember 2023, 16:27 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement