Advertisement
HEMAT AIR : Sering Dipakai, Kualitas Air Makin Rendah

Advertisement
Hemat air perlu terus dilakukan agar kualitas tidak turun.
Harianjogja.com, SLEMAN-Gerakan hemat air dapat dilakukan melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur, seperti embung dan jaringan irigasi. Namun, mengubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan air bersih tetap memegang peranan penting.
Advertisement
“Perubahan perilaku bisa dimulai dari diri sendiri. Kita gunakan air secukupnya saja. Kalau kita lihat ada orang yang lupa mematikan air kran, ya kita matikan,” kata Sigit Supadmo Arif, dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), pada kampanye hemat air di kawasan Embung Sendari, Tirtoadi, Mlati, Sleman, Sabtu (14/3/2015).
Menurut Sigit, saat ini banyak praktik pemanfaatan air oleh sejumlah oknum yang tidak memenuhi kaidah efisiensi, efektivitas, dan berkelanjutan. Pemanfaatan air yang berlebihan pun seakan sudah jadi budaya masyarakat. Hal itu dianggap kontradiktif dengan kenyataan kondisi ketersediaan air yang terbatas, tidak merata, dan cenderung semakin berkurang.
“Semakin banyak yang pakai, air itu akan semakin rendah mutunya,” ucapnya.
Selain pembiasaan hemat air dalam kehidupan sehari-hari, pembangunan embung juga merupakan upaya
menyimpang air hujan untuk penyediaan air bersih. Embung juga bisa mendukung gerakan hemat air di bidang pertanian, mengingat salah satu fungsinya adalah melayani air irigasi.
“Jaringan irigasi juga perlu diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan air irigasi untuk tanaman,” lanjut Sigit.
Sigit juga menambahkan, pemakaian pupuk organik maupun kompos pada budidaya tanaman mampu
meningkatkan daya simpan air dalam tanah sehingga akan mengurangi jumlah air irigasi yang dibutuhkan.
“Penerapan budi daya padi dengan system of rice intensification (SRI) juga dapat menghemat air irigasi 30-50 persen,” paparnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman, Sapto Winarmo mengatakan, kebutuhan air semakin tinggi seiring bertambahnya jumlah penduduk.
“Melalui kampanye ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk efisien dalam penggunaan air. Air adalah titipan anak cucu kita sehingga mulai saat ini kita harus hemat air demi mereka,” ucap Sapto.
Sementara itu, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengharapkan masyarakat perlu mencermati apakah air yang
dikonsumsi benar-benar bersih.
“Kami akan berupaya agar warga bisa mengonsumsi air bersih dan sehat. Kami juga mengimbau masyarakat agar menjaga kualitas air di mana pun berada, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
- Jogja Food & Beverage Expo, Ajang Pebisnis Makanan Minuman Suguhkan Tren dan Inovasi
- Dua TPR Menuju Pantai Bakal Dipindah, Pemkab Gunungkidul Sediakan Rp2 Miliar untuk Pembebasan Lahan
- Disdikpora DIY Paparkan Cara Guru di Jogja Bocorkan Soal ASPD
- Polisi Periksa 12 Orang Terkait Dugaan Kasus Mafia Tanah yang Menimpa Mbah Tupon
Advertisement