Advertisement

UKM DIY : Kualitas Belum Optimal & Terbentur HAKI

Uli Febriarni
Kamis, 02 April 2015 - 23:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
UKM DIY : Kualitas Belum Optimal & Terbentur HAKI Pengunjung memilih baju batik yang dipamerkan saat Gebyar UKM 2014 di Atrium Solo Square Mall, Solo, Jawa Tengah, Senin (29/9/2014). Pameran dan lelang hasil karya produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), koperasi, dan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan akses bisnis dan jaringan penjualan. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI - Solopos)

Advertisement

UKM DIY, kesadaran pelaku mengurus hak atas kekayaan intelektual masih minim.

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja akui produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih belum optimal dari segi kualitas.

Advertisement

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya UMKM Disperindagkoptan Kota Jogja, Tri Karyadi Riyanto. Meski demikian ia bersyukur karena produk UMKM sudah mulai dilirik banyak konsumen.

"Kami terus memberikan dukungan dan pelatihan agar UMKM yang memproduksi produk lokal ini bisa meningkatkan kualitas sesuai daya saing saat ini," ujar Tri, Selasa (31/3/2015).

Kendala lain yang menjadi hambatan bagi para pelaku UMKM ini, lanjut Tri , adalah masih minimnya kesadaran para pelaku UMKM untuk mengurus Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) produk mereka. Padahal menurut Tri, HAKI sangat penting untuk menjaga produk lokal tidak ditiru oleh pihak lain.

"Kebanyakan masih berpikir produk yang penting laku dan HAKI tidak penting. Padahal jika suatu saat produk mereka ditiru dan peniru mengurus HAKI, malah pencetus ide bisa dituntut," jelasnya

Lebih lanjut Tri menjelaskan, UMKM di Kota Jogja sesungguhnya memiliki kreativitas yang beragam. Namun sayangnya, seringkali ide awal dari mereka justru terkadang dikembangkan oleh daerah lain.

"Itu yang menjadi motivasi para pelaku UMKM di untuk bisa menciptakan inovasi-inovasi baru tetapi juga harus mematenkan hak cipta mereka," imbuhnya seraya menjelaskan saat ini ada 22.314 UMKM di Kota Jogja, dan 75% merupakan produsen makanan.

Walikota Jogja, Haryadi Suyuti berharap produk lokal bisa menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Tak harus berbentuk barang tetapi juga jasa.

"Penggunaan produk lokal harus bisa meningkatkan rasa kepercayaan diri. Sebab bisa mengangkat potensi dari wilayahnya," terang Haryadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement