Advertisement

Tren Bergeser, Perajin Gerabah Kasongan Beralih Memproduksi Interior

Yosef Leon
Sabtu, 08 November 2025 - 16:37 WIB
Sunartono
Tren Bergeser, Perajin Gerabah Kasongan Beralih Memproduksi Interior Pekerja merapikan produk interior rumah yang dijual di sentra perajin gerabah Kasongan, Bantul, Sabtu (8/11/2025). DKUKMPP setempat menyebut tren pasar yang berubah membuat perajin di lokasi tersebut banyak yang beralih memproduksi kerajinan home decor. - Harian Jogja/Yosef Leon.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL – Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Bantul menyatakan, Industri kecil menengah (IKM) di sentra perajin gerabah Kasongan tengah menghadapi perubahan tren pasar yang signifikan sejak beberapa waktu belakangan. 

Produk gerabah yang selama ini menjadi ikon daerah itu kini mulai ditinggalkan sebagian perajin. Mereka beralih ke produksi pernak-pernik interior rumah berbahan teraso, kayu dan bambu yang tengah naik daun di pasar ekspor.

Advertisement

Kepala Bidang Perindustrian DKUKMPP Bantul, Tunik Wusri Arliani mengatakan perubahan tren ini merupakan hal yang wajar dalam dinamika pasar, terutama bagi pelaku IKM dengan skala kecil dan menengah. 

“Permintaan pasar itu naik turun, nggak stabil. Sekarang tren gerabah turun, bergeser ke interior rumah. Banyak perajin di Kasongan yang beralih ke produk dekorasi rumah, termasuk untuk ekspor,” ujarnya, Sabtu (8/11/2025). 

Menurut Tunik, tren produk IKM sangat dipengaruhi oleh permintaan luar negeri. Beberapa waktu lalu, permintaan produk interior rumah memang meningkat tajam karena diminati pasar Eropa, termasuk Prancis. Namun, tren semacam ini bisa berubah sewaktu-waktu.

“Tren itu seperti mode pakaian, bisa berulang. Sekarang mungkin gerabah turun, tapi ke depan bisa naik lagi. Yang penting perajin tangguh bisa bertahan menghadapi perubahan,” katanya.

Ia menyebut, tantangan terbesar di lapangan adalah kemampuan perajin kecil beradaptasi dengan selera pasar. Karena itu, peran pemerintah lebih difokuskan untuk menjaga daya tahan mereka, antara lain lewat fasilitasi pameran dan pelatihan.

Kepala DKUKMPP Bantul Prapta Nugraha menyebut pemerintah tidak bisa sepenuhnya menopang perajin untuk bertahan dengan fenomena industri dan selera pasar. Keterbatasan anggaran membuat pihaknya mendorong kolaborasi dengan lembaga lain, baik swasta maupun komunitas.

“Kami berupaya agar perajin IKM tidak bergantung penuh pada pemerintah. Sekarang kami juga gandeng pihak lain, karena anggaran daerah tidak cukup untuk menjangkau semua sentra,” ucapnya.

Prapta menambahkan, meski tren gerabah menurun, peluang ekspor untuk produk interior rumah justru meningkat. Fenomena ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa perajin Bantul cukup adaptif mengikuti arah pasar global.

“Permintaannya lumayan tinggi, terutama untuk ekspor. Ini menunjukkan perajin Bantul bisa membaca tren dengan baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Tarakan, BMKG Pastikan Tak Picu Tsunami

Gempa Magnitudo 4,4 Guncang Tarakan, BMKG Pastikan Tak Picu Tsunami

News
| Sabtu, 08 November 2025, 18:57 WIB

Advertisement

5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub

5 Air Terjun Terindah dari Jawa hingga Sumatra, Pesonanya Bikin Takjub

Wisata
| Jum'at, 07 November 2025, 16:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement