Advertisement
KASUS HIBAH PERSIBA : JPU Kasus Persiba Dituding Tidak Profesional

Advertisement
Kasus hibah Persiba untuk JPU dituding tidak independen.
Harianjogja.com, JOGJA-Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus dugaan korupsi Dana hibah Persiba Rp12,5 miliar dituding tidak independen dan profesional. Hal itu diungkapkan Gerakan Anti Korupsi Yogyakarta (GAKY) saat mendatangi Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY, Senin (18/5/2015).
Advertisement
Rencananya, gabungan organisasi pro-pemberantasan korupsi yang terdiri dari LBH Jogja, Indonesian Corruption Monitoring (ICM) Jogja, Forum LSM DIY, Masyarakat Transparansi Bantul, dan sebagainya akan menemui Kepala Kejati (Kajati) DIY untuk beraudiensi. Namun, permintaan audiensi mereka ditolak dengan alasan kasus masih berjalan serta Kajati harus menemui Wakil Jaksa Agung pada hari yang sama.
Ketua ICM Jogja Tri Wahyu mengatakan JPU terkesan tidak progresif dan kurang profesional dalam sidang terlihat dari terkesan ada beban saat menyebut nama saksi Idham Samawi, tersangka kasus korupsi Persiba, perintah Ketua Majelis Hakim untuk menghadirkan saksi Bupati bantul Sri Suryawidati belum dilaksanakan, serta JPU tidak memberikan jawaban dan justru diam saja saat mendapat pertanyaan dari Ketua Majelis Hakim soal apakah BPKP berwenang dalam audit persiba.
"Kalau JPU tidak bisa professional dan independen, kami mendesak Kejati DIY mengganti JPU dengan jaksa lain yang dipandang lebih bisa profesional dan mandiri," tegasnya.
Ia juga berniat meminta klarifikasi terkait informasi suami JPU adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Bantul, yakni sebagai Kepala SMAN 2 Bantul. Tidak hanya itu, GAKY juga meminta Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jogja untuk menolak intervensi pihak tertentu yang sedang berupaya memindahkan majelis hakim kasus Persiba terutama Ketua Majelis Hakim Barita Saragih keluar Jogja.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ismaya Hera Wardanie menegaskan pertemuan yang berlangsung dengan GAKY bukan audiensi.
"Saya hanya menerima surat dan akan menyampaikan ke Kajati," tuturnya.
Diungkapkannya, JPU tetap akan bertindak profesional dalam menangani kasus ini, termasuk saat proses peradilan berlangsung.
"Tugas kami membuktikan apa yang tertuang di surat dakwaan terkait terdakwa Dahono dan Maryani," terangnya. Ia membenarkan, suaminya merupakan Kepala SMAN 2 Bantul, akan tetapi hal itu tidak perlu dicurigai.
"Saya berusaha profesional dan suami saya tidak ikut campur," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemendagri Buka Opsi Evaluasi Sistem Pilkada, Ini Alasannya
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Sultan HB X: Dapur Tak Mampu Produksi 3.000 Porsi MBG
- Mayoritas EWS Longsor di Gunungkidul Alami Kerusakan
- Hindari Kejadian Luar Biasa, SPPG di Gunungkidul Wajib Kantongi SLHS
- Satgas MBG Kulonprogo Soroti Kualitas Makanan dan Sertifikasi Halal
- SMAN 1 Jogja Setop Pembagian Paket, Operasional SPPG Dihentikan
Advertisement
Advertisement