Advertisement

WISATA GUNUNGKIDUL : Desa Ngleri Buka Wisata Baru

Uli Febriarni
Minggu, 31 Mei 2015 - 21:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
WISATA GUNUNGKIDUL : Desa Ngleri Buka Wisata Baru Ilustrasi gua terbesar di dunia (Dailymail.co.uk)

Advertisement

Wisata Gunungkidul baru di Gunungkidul berupa susur Goa Pelawan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Pemerintah Desa Ngleri, Kecamatan Playen berencana akan membuka wisata susur Goa Pelawan yang terletak di hutan lindung dusun Wonolagi.

Advertisement

Kepala desa Ngleri, Sutarman mengatakan, keberadaan Goa Pelawan sudah dilakukan penelitian oleh ahli biologi. Setelah dicek, ternyata memiliki daya tarik tersendiri dari segi wisata, maka dari itu akan dikembangkan untuk kedepannya.

“Beberapa waktu lalu goa itu sudah dicek dari ahli biologi, supaya bisa jadi aset desa. Ke depannya akan terus digali lagi,” ujarnya, Jumat (29/5/2015).

Ia menjelaskan, Goa Pelawan memiliki panjang kedalaman sekitar 500 meter dengan kapasitas sekitar 50 orang. Jika ditelusur masuk, akan menembus Sungai Oya. Rencananya goa itu akan dibersihkan terlebih dahulu.

“Rencanannya akan digunakan untuk olahraga rafting, tetapi akan kita garap terlebih dahulu,” terangnya.

Ia menambahkan, perihal perizinan dari desa sudah dilakukan namun izin secara tertulis masih belum di kaji.

“Semoga bisa terealisasi kedepannya, akan kita kaji lebih lanjut,” pungkasnya.

Warga Dituntut Inovatif

Sementara itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Gunungkidul meminta warga masyarakat selaku pengelola wisata yang berbasis alam, terutama yang berbasis curug juga memiliki inovasi.

Kabid Pemasaran Disbudpar Kabupaten Gunungkidul, Eli Martono menjelaskan, saat ini promosi Gunungkidul bukan hanya ditekankan pada wisata pantai, melainkan wisata berbasis goa dan curug. Di mana wisata tersebut dimasukkan dalam kategori 'wisata antara'. Menjadi alternatif apabila wisatawan menilai bahwa jarak tempuh ke pantai dianggap terlalu jauh.

Meski demikian, wisata curug tidak dapat sepenuhnya diandalkan, terutama di musim kemarau. Karena pada musim kemarau, debit air curug kecil. Sehingga, warga pengelola wisata curug diharapkan memiliki inovasi, mengembangkan potensi lainnya, seperti jelajah wisata, treking, kerajinan hingga kuliner khas.

Misalnya, Curug Gede di Patuk bisa membangun alternatif wisata petulangan seperti tracking mengikuti alur Sungai Oya, atau body rafting.

"Supaya wisata itu tidak mati saat musim kemarau. Lanskap Gunungkidul itu unik, namun masih butuh penyempurnaan," terangnya.

Wisata curug, lanjutnya, masih belum dimasukkan dalam bentuk paket wisata. Karena baru siap dipromosikan ke level lokal, namun belum siap dipromosikan ke level nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement