Advertisement

PAMERAN SENI : Festival Topeng Sekolah Budi Utama Menjadi Pembelajaran Akulturasi Budaya

Minggu, 13 Maret 2016 - 12:20 WIB
Nina Atmasari
PAMERAN SENI : Festival Topeng Sekolah Budi Utama Menjadi Pembelajaran Akulturasi Budaya Pengunjung saat melihat pameran lukis 1.000 topeng di Sangkring Art Space, Sabtu (12/3/2016). (Yudho Priambodo/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Pameran seni yang diadakan Sekolah Budi Utama menjadi pembelajaran akulturasi budaya

Harianjogja.com, BANTUL- Penggabungan dua akulturasi budaya Tiongkok dan Indonesia menciptakan materi edukasi dan pembelajaran baru bagi anak-anak. Hal tersebut kemudian dapat direalisasikan oleh Sekolah Budi Utama dalam rangkaian kegiatan Festival 1.000 topeng yang diikuti oleh para siswanya.

Advertisement

Dua kebudayaan Tiongkok dan Indonesia dengan karakter dan keunikannya yang berbeda, mampu diselaraskan dan berjalan seimbang dengan festival lukis topeng ini.

Prof. Martinius Dwi Marianto mengatakan, dengan festival ini kita akan dikenalkan dengan dua penggabungan akulturasi budaya antara Topeng Nusantara dengan Topeng Opera Beijing. "Dengan saling mengenalkan masing-masing kebudayaan tersebut, maka kita akan saling mengenal, juga saling mempelajari kelebihan dan keunikian masing-masing budaya.

Dengan demikian tidak akan ada lagi ketimpangan terjadi dalam satu kebudayaan tersebut yang menyudutkan atau merendahkan." kata Martinius.

Pada lomba lukis topeng yang diadakan pada bulan Februari lalu ketertarikan dari para siswa di sekolah tersebut ternyata sangat di luar dugaan. Peserta lomba lukis mencapai 530 peserta dan menghasilkan 1.000 topeng lukisan. Banyaknya topeng yang dilukis oleh para siswa membuat festival ini mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Lomba Melukis Topeng Karakter oleh Siswa Terbanyak.

Hasil dari 1.000 topeng yang berhasil dilukis oleh para siswa Sekolah Budi Utama kemudian dipamerkan di Gallery Sangkring Art Space, selain untuk memerkan hasil karya lukis, tujuan utamanya tetap pengenalan dua akulturasi budaya sebagai edukasi.

Pemilik Sangkring Art Space Putu Sutawijaya mengapresisasi kegiatan ini. "Memberikan edukasi dengan cara yang unik terhadap siswanya, gallery kami sangat terbuka dan sangat mendukung dengan kegiatan seperti ini," kata Putu.

Puluhan siswa Budi Utama yang datang pada pembukaan pameran, Sabtu (12/3/2016) juga tampak sangat antusias, selain para siswa dan orang tuanya, pengunjung yang menghadiri pameran 1.000 topeng lukis di Gallery Sangkring Art Space, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul juga sangat banyak.

Martinius menambahkan, semoga dengan acara seperti ini kita mampu terus mengembangkan sosial dan budaya dengan media seni dalam akulturasi budaya.

"Agar anak-anak semakin mengenal kebudayaan dari negara lain, dengan demikian mereka akan semakin mencintai kebudayaan baik kebudayaan Indonesia, Tiongkok atau kebudayaan negara lainnya," tambah Martinius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Alasan Sepeda Motor dan Ojek Online Dilarang Masuk IKN

News
| Rabu, 06 Desember 2023, 11:57 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement