Advertisement
PAMERAN SENI : Festival Topeng Sekolah Budi Utama Menjadi Pembelajaran Akulturasi Budaya

Advertisement
Pameran seni yang diadakan Sekolah Budi Utama menjadi pembelajaran akulturasi budaya
Harianjogja.com, BANTUL- Penggabungan dua akulturasi budaya Tiongkok dan Indonesia menciptakan materi edukasi dan pembelajaran baru bagi anak-anak. Hal tersebut kemudian dapat direalisasikan oleh Sekolah Budi Utama dalam rangkaian kegiatan Festival 1.000 topeng yang diikuti oleh para siswanya.
Advertisement
Dua kebudayaan Tiongkok dan Indonesia dengan karakter dan keunikannya yang berbeda, mampu diselaraskan dan berjalan seimbang dengan festival lukis topeng ini.
Prof. Martinius Dwi Marianto mengatakan, dengan festival ini kita akan dikenalkan dengan dua penggabungan akulturasi budaya antara Topeng Nusantara dengan Topeng Opera Beijing. "Dengan saling mengenalkan masing-masing kebudayaan tersebut, maka kita akan saling mengenal, juga saling mempelajari kelebihan dan keunikian masing-masing budaya.
Dengan demikian tidak akan ada lagi ketimpangan terjadi dalam satu kebudayaan tersebut yang menyudutkan atau merendahkan." kata Martinius.
Pada lomba lukis topeng yang diadakan pada bulan Februari lalu ketertarikan dari para siswa di sekolah tersebut ternyata sangat di luar dugaan. Peserta lomba lukis mencapai 530 peserta dan menghasilkan 1.000 topeng lukisan. Banyaknya topeng yang dilukis oleh para siswa membuat festival ini mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Lomba Melukis Topeng Karakter oleh Siswa Terbanyak.
Hasil dari 1.000 topeng yang berhasil dilukis oleh para siswa Sekolah Budi Utama kemudian dipamerkan di Gallery Sangkring Art Space, selain untuk memerkan hasil karya lukis, tujuan utamanya tetap pengenalan dua akulturasi budaya sebagai edukasi.
Pemilik Sangkring Art Space Putu Sutawijaya mengapresisasi kegiatan ini. "Memberikan edukasi dengan cara yang unik terhadap siswanya, gallery kami sangat terbuka dan sangat mendukung dengan kegiatan seperti ini," kata Putu.
Puluhan siswa Budi Utama yang datang pada pembukaan pameran, Sabtu (12/3/2016) juga tampak sangat antusias, selain para siswa dan orang tuanya, pengunjung yang menghadiri pameran 1.000 topeng lukis di Gallery Sangkring Art Space, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul juga sangat banyak.
Martinius menambahkan, semoga dengan acara seperti ini kita mampu terus mengembangkan sosial dan budaya dengan media seni dalam akulturasi budaya.
"Agar anak-anak semakin mengenal kebudayaan dari negara lain, dengan demikian mereka akan semakin mencintai kebudayaan baik kebudayaan Indonesia, Tiongkok atau kebudayaan negara lainnya," tambah Martinius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Dimutasi Jadi Sekretaris Disarpus Karanganyar, Eks Camat Jaten akan Gugat PTUN
- Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi Terjang Sejumlah Desa di Tanah Datar Sumbar
- Cerita Bupati Blora, 7 Tahun Perjuangkan Pembangunan Jalan Randublatung-Getas
- Jelang Natal dan Tahun Baru, Dishub Jateng Cek Ratusan Bus, Berikut Hasilnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Serahkan DIPA dan Buku Alokasi TKD 2024, Belanja Negara di DIY 2024 Naik 12,08 Persen
- Soal Video Ade Armando Senggol Keistimewaan DIY, GKR Hemas: Pasti Itu Pesanan, Tapi Yo Gak Popo
- Dishub Jogja Petakan Titik Parkir Liar Jelang Libur Akhir Tahun, Ini Salah Satunya
- Desentralisasi Pengelolaan Sampah, ORI DIY: Penutupan TPA Piyungan Tidak Sesuai Perda
- Pasar Murah di Alkid, Cabai Rp5 Ribu per Ons Habis Diserbu Warga
Advertisement
Advertisement