Advertisement

KERUSAKAN LINGKUNGAN : Bernilai Sejarah, Sultan Larang Penambangan Batu di Sesar Opak

Selasa, 12 April 2016 - 00:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KERUSAKAN LINGKUNGAN : Bernilai Sejarah, Sultan Larang Penambangan Batu di Sesar Opak Kawasan sesar opak di Dusun Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul merupakan kawasan bersejarah yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat dan hingga saat ini masih banyak oknum-oknum yang melakukan penambangan batu di kawasan tersebut. Foto diambil senin (11/4/2016). (Yudho Priambodo/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Kerusakan lingkungan terjadi di Jetis, Bantul.

Harianjogja.com, BANTUL- Upaya untuk melestarikan dan menjaga lingkungan bersejarah, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintahkan Bupati Bantul melarang kegiatan penambangan batu di kawasan Sesar Opak Dusun Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul.

Advertisement

“Seperti tadi perintah Sultan, batuan sedimen yang ada di Sesar Opak Kembangsono jangan sampai hilang, karena ini untuk melestarikan sejarah jutaan tahun lalu,” ujar Bupati Bantul Suharsono, Sabtu (9/4/2016).

Perintah dari Sultan ini diterima saat Sultan melakukan kunjungan dalam acara napak tilas gempa Jogja beberapa hari lalu.

“Karena melestarikan sejarah yang ada di Bantul merupakan tugas saya, maka saya akan segera memanggil lurah desa setempat dan jajaran kepolisian untuk segera memasang garis larangan di wilayah sesar opak tersebut,”katanya.

Selama ini aktivitas penambangan batu di wilayah sesar Opak tersebut dinilai merusak lingkungan, meskipun ada sebagian penambang yang sudah mengaku memiliki izin namun sebaiknya pemerintah harus mengambil tindakan yang lebih tegas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Lelang Barang Rampasan dari Koruptor, Ada Tanah, Rumah, hingga iPhone

News
| Rabu, 28 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Hilangkan Lelah di Desa Wisata Tinalah

Wisata
| Minggu, 18 Mei 2025, 09:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement