Advertisement
Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, Wujud Syukur Warga Parangtritis Usai Panen Raya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kawasan Pantai Parangtritis dipadati ratusan warga lokal yang mengenakan pakaian adat, pada Selasa (27/5/2025) siang. Mereka yang merupakan warga Dusun Mancingan, Parangtritis, Kretek, Bantul, yang tengah mengadakan upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri.
Upacara adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri ini merupakan bentuk ungkapan syukur dari masyarakat Dusun Mancingan atas limpahan rezeki setelah melaksanakan panen raya. Kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun pada Selasa Wage usai panen raya.
Advertisement
Panitia upacara, Subarjan menjelaskan, penamaan upacara adat ini pun memiliki makna sesuai tujuannya. Bekti memiliki arti berbakti, Pertiwi berarti Bumi, Pisungsung ialah Persembahan, serta Jaladri berarti laut.
BACA JUGA: Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah dan Waktu Puasa Dzulhijjah 2025
“Setiap kata atau ritual ada maknanya. Intinya kita masyarakat Mancingan ingin hasil panen ini dirasakan oleh semua makhluk, termasuk makhluk-makhluk di laut, dan semuanya,” katanya, Selasa (27/5/2025).
Cuaca terik yang menyelimuti kawasan Parangtritis tidak menyurutkan antusiasme ratusan masyarakat Mancingan dalam melaksanakan prosesi upacara adat. Jam menunjukkan tepat pukul 12 siang, mereka mulai berjalan kaki dari Joglo Pariwisata Parangtritis menuju Cepuri Parangkusumo yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Mereka menyusuri tepi Pantai Parangtritis, membawa berbagai macam pernak pernik hingga sesaji hasil tani yang dibawa sebagian masyarakat. Perjalanan mereka menuju Parangkusumo juga diiringi alunan musik tradisional yang berpadu dengan suara deburan ombak Samudra Hindia.
Salah satu hal menarik ialah turut dibawanya patung Dewi Sri atau dewi padi yang berukuran setinggi orang dewasa. Subarjan menuturkan, Dewi Sri merupakan simbol kesuburan pertanian, sekaligus wujud syukur telah dianugerahi panen melimpah.
Iring-iringan warga Mancingan kemudian tiba di Pantai Parangkusumo sekitar pukul 13:00 WIB. Di sana, sesaji berupa hasil tani didoakan sebelum akhirnya dilabuh ke laut.
Senada dengan Subadjan, warga Mancingan lainnya, Agus Rohman, 55, mengatakan, ritual ini merupakan wujud rasa syukur terhadap Tuhan sekaligus upaya pelestarian budaya. Selain itu, ritual ini bertujuan mendoakan keselamatan warga Mancingan.
“Ini ritual permohonan kepada Tuhan untuk keselamatan semua warga Mancingan Parangtritis. Tujuannya agar semua warga Parangtritis bisa selamat, lancar dalam mencari rezeki,” kata Agus Rohman.
Agus yang merupakan warga RT 7 Mancingan mengungkapkan, terdapat sekitar 200 orang di RT-nya yang mengikuti upacara ini. Secara keseluruhan, terdapat 8 RT Dusun Mancingan yang turut berpartisipasi di kegiatan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Rumah Bersubsidi Khusus Gen Z Bakal Dibangun di Wilayah Perkotaan
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- Rp8,3 Miliar Anggaran Rehabilitasi RTLH di Sleman Disalurkan Pertengahan Juli 2025
- Libatkan Seluruh Perangkat Daerah, Pemkot Jogja Targetkan Stunting di Bawah 10 Persen
- Ini Langkah Desa Wisata di Kulonprogo Mengatasi Dampak Larangan Study Tour dari Jawa Barat
- Pemkab Sleman akan Tata PKL di Lapangan Pemda
- 30 Juni, Jamaah Haji asal DIY Mulai Dipulangkan
Advertisement
Advertisement