Advertisement
Kajian UPTD Stadion Sultan Agung Bantul Masih Berjalan
Stadion Sultan Agung Bantul - Antara - Pemkab Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Kajian pembentukan UPTD pengelola Stadion Sultan Agung (SSA) masih berproses karena satu naskah akademik terkait SDM dan pembiayaan baru mendapat alokasi anggaran pada 2026.
Sekretaris Disdikpora Bantul, Titik Sunarti Widyaningsih, menjelaskan bahwa dokumen tersebut menjadi syarat penting sebelum pengajuan resmi ke Bagian Organisasi Setda. “Disun kelembagaan, naskah akademiknya masih kurang satu. Terkait SDM dan pembiayaan itu masih di anggaran 2026. Jadi belum bisa mengajukan sebelum itu jadi,” ujarnya, Sabtu (15/11/2025).
Advertisement
Ia menambahkan, setelah seluruh naskah akademik dan kajian kelembagaan dinyatakan lengkap, pengajuan pembentukan UPTD baru dapat diproses lebih lanjut. “Setelah lengkap kami ajukan nanti ke Bagian Organisasi untuk diproses seperti apa,” katanya.
Untuk memperkuat penyusunan kajian, Disdikpora Bantul juga telah melakukan studi tiru ke Stadion Maguwoharjo pada 2023 dan 2024. Studi tersebut berfokus pada pemahaman proses pembentukan UPTD, mekanisme kelembagaan, serta pola manajemen pengelolaan stadion.
BACA JUGA
“Kami melihat terkait UPTD itu seperti apa, proses pembentukannya seperti apa, mekanismenya. Kalau mau diadopsi, ya sebatas memahami mekanisme pembentukan yang benar. Nantinya disesuaikan dengan karakteristik SSA Bantul,” jelas Titik.
Meski demikian, analisis kebutuhan SDM untuk UPTD SSA masih berjalan. Opsi yang dipertimbangkan mulai dari memaksimalkan personel internal Disdikpora hingga kemungkinan rekrutmen baru. Struktur organisasi UPTD juga belum difinalkan, meski konsep awalnya berada di bawah Disdikpora.
“Masih konsep besar saja karena belum selesai dan proses pematangan,” tambahnya.
Kepala Disdikpora Bantul, Nugroho Eko Setyanto, menegaskan bahwa pihaknya belum menetapkan target waktu pembentukan UPTD. Ia menyampaikan bahwa proses panjang dan melibatkan banyak instansi membuat tahapan harus dijalankan secara hati-hati.
“Kami tidak bisa menarget karena itu harus pembahasan panjang. Yang jelas kami berproses. Kalau jadi di 2026 nanti ya Alhamdulillah, kalau tidak ya menyesuaikan. Tidak bisa terburu-buru,” jelasnya.
Jika UPTD nantinya terbentuk, pengelolaan SSA akan diarahkan pada peningkatan efektivitas manajemen dan optimalisasi fasilitas olahraga. SSA saat ini menampung berbagai cabang olahraga, mulai dari sepak bola, sepatu roda, hingga pacuan kuda. Pengelolaan terpusat melalui UPTD diharapkan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan dan pemeliharaan fasilitas stadion.
“SSA itu kalau bisa memfasilitasi olahraga-olahraga yang ada, kami akan optimalkan saja pemanfaatannya. Nanti pengelolaan diarahkan lebih efektif dan efisien,” tutur Nugroho.
Dari sisi pendapatan, Nugroho mengungkapkan bahwa SSA bersama Stadion Dwi Windu mencatat kontribusi retribusi sekitar Rp400 juta hingga Rp500 juta per tahun. Nilai itu dipengaruhi agenda kompetisi yang berlangsung dalam satu tahun. “Tahun ini sekitar Rp500 juta kurang sedikit,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cuaca Ekstrem, 9 Korban Kapal Wisata di Laut Sawu Diselamatkan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mahasiswa Jogja Ikuti Pelatihan Jurnalistik ANTARA di UGM
- Lipeg X Resmi Bergulir, 16 Tim SMA Bersaing di Gunungkidul
- Mobil Tertemper KA Batara Kresna, KAI Imbau Hindari Perlintasan Liar
- Strategi Baru Dispar Bantul untuk Kuatkan Desa Wisata
- Sleman Perbaiki Jalan dan Turunkan Tim Pemantau Jelang Nataru
Advertisement
Advertisement




