Advertisement
BISNIS PROPERTI DIY : Strategis & Lengkap, Sleman Masih Jadi Idola Pengembang

Advertisement
Bisnis properti DIY, Sleman tetap jadi area favorit.
Harianjogja.com, SLEMAN -- Meski pertumbuhan sektor properti di Kabupaten Sleman terbilang paling pesat, pengembang masih tetap menaruh hati untuk mengembangkan propertinya di kawasan tersebut.
Advertisement
“Untuk saat ini Kabupaten Sleman masih berpotensi dan banyak diminati karena didukung dengan ketersediaan sarana publik seperti kampus, pusat perbelanjaan atau perekonomian yang sangat lengkap dengan tingkat akses yang lebih dekat dan mudah,” tutur Direktur PT Arofa Utama Ichwan, pengembang perumahan dan ruko, Senin (26/9/2016).
Sleman juga memiliki kelebihan dibandingkan kabupaten lainnya. Dari sisi kondisi geografis penduduk, Sleman lebih heterogen sehingga mendukung kehadiran pendatang. Dari sisi kondisi air tanah lebih bagus dari wilayah lain dan minim potensi banjir. Sementara dari aspek ekonomi, tingkat kenaikan nilai investasi tanah sangat cepat.
Meski sudah penuh dengan perumahan dan apartemen, minat investor maupun pendatang yang ingin memiliki hunian di Sleman tetap tinggi, terutama di kawasan Sleman tengah seperti kawasan Jalan Kaliurang, Condongcatur Depok, dan daerah Jl. Palagan Tentara Pelajar. Menurut Ichwan, harga tanah yang tinggi tetap tidak mengurungkan niat pengembang untuk bermain properti di Sleman. Pasalnya, mereka dapat mengalihkan produk yang bernilai investasi tinggi dengan pasar menengah ke atas, seperti apartemen.
PT Tunggal Putra Bahagia Sejahtera (TPBS) juga telah memproduksi delapan perumahan di Sleman, salah satunya Villa Bougenville di utara kampus Universitas Respati Yogyakarta di Maguwoharjo. Menurut Manager Proyek PT TPBS, Hendry, semua perumahan berlokasi di Sleman karena kabupaten ini masih memenuhi standar lahan properti.
“Lebih mudah milih lokasi, lokasi yang akses jalannya mudah, di bibir Ring Road,” katanya.
Sedikit berbeda dari kedua perusahaan itu, Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) DIY, Andi Nur Wijayanto justru melihat dari lima kabupaten/kota di DIY, ada tiga wilayah yang masih berpotensi menjadi ladang properti. Ketiganya ialah Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul.
“Sleman masih, hanya saja harga lahannya yang cukup tinggi sehingga beberapa kawan pengembang mengalihkan alternatif pengembangannya keluar Sleman,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement