Advertisement
KULINER KULONPROGO : Es Tape Bok Begal yang Legendaris, Dari Rp15 Kini Rp2.000

Advertisement
Kuliner Kulonprogo ini selain enak, juga legendaris
Harianjogja.com, KULONPROGO-Es Tape Bok Begal menjadi salah satu kuliner legendaris Kulonprogo karena sudah dijual sejak 1975 silam. Cita rasa dan kesegaran minuman dingin tersebut bahkan dipromosikan para pelanggan setianya secara turun-temurun.
Advertisement
Warung Es Tape Bok Begal berdiri di bawah pohon asam yang ada di sekitar area persawahan Desa Panjatan, Kecamatan Panjatan, Kulonprogo. Pemiliknya, Rubingin, hanya menggunakan bambu dan terpal untuk membangun warung sederhana.
Lokasi tersebut memang dikenal dengan sebutan ‘Bok Begal’ karena konon diketahui sebagai wilayah yang rawan pembegalan. Namun, label itu justru menjadi strategi pemasaran yang pas bagi es tapai buatan Rubingin.
Rubingin sendiri tinggal di Dusun Sungapan, Desa Tirtorahayu, Kecamatan Galur. Sebelumnya, pria berusia 65 tahun tersebut berjualan es lilin keliling di Jogja selama sekitar tiga tahun hingga 1972.
Saat itu, es tapai sangat populer sehingga banyak yang berjualan di pinggir jalan. Rubingin pun tertarik untuk mempelajari cara pembuatan es tapai. Dia lalu memberanikan diri untuk menjual es tapai di Bok Begal sampai sekarang.
Rubingin mengolah setidaknya 10 kilogram tapai singkong setiap hari. Menurutnya, cara pembuatan es tapai sangat gampang. Tapai singkong hanya perlu dihaluskan lalu dicampur dengan air, gula, dan es batu yang telah diserut.
Bersambung halaman 2
Harga segelas es tapai awalnya hanya Rp15. Setelah 42 tahun berlalu, harganya tetap murah meski sudah dinaikkan beberapa kali, yaitu menjadi Rp2.000 per gelas. Es tapai akan menjadi lebih enak jika dinikmati bersama roti krim yang dijual Rp1.000 per bungkus. “Kalau dulu pakai roti kasur,” kata Rubingin kepada Harian Jogja, Minggu (18/9) pekan lalu.
Warung Es Tape Bok Begal buka setiap hari, biasanya mulai pukul 08.30 WIB. Pembeli akan terus berdatangan, baik yang memilih dibungkus maupun menikmatinya langsung di warung. “Kadang dua jam sudah habis, apalagi kalau tidak hujan. Banyak yang borong. Satu orang bisa beli 10 bungkus,” ujar Rubingin.
Rubingin berusaha mempertahankan kualitas es tapai buatannya agar tidak mengecewakan para konsumen. Apalagi banyak pelanggan setia yang turut membuat produknya semakin dikenal sehingga selalu laris manis. “Banyak pelanggan yang beli es tapai sejak dia masih sekolah sampai sekarang sudah punya anak dan cucu. Anak dan cucunya juga diajak beli di sini,” ungkap Rubingin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

COP28 Dubai Dibuka, Dirut PLN Paparkan Inovasi dan Ajak Kolaborasi Global Untuk Capai NZE Nasional 2060
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement