Advertisement

Siswa SD Tegaldowo Belajar Ditemani Bau Limbah Babi

Rheisnayu Cyntara
Sabtu, 13 Mei 2017 - 00:20 WIB
Nina Atmasari
Siswa SD Tegaldowo Belajar Ditemani Bau Limbah Babi Espos / Sunaryo Haryo BayuLATIHAN UJIAN - Siswa klesa VI SD Muhammadiyah 1 Ketelan Solo memasuki ruang kelas saat akan melakukan latihan Ujian Akhir Sekolah Bersantar Nasional (UASBN), Senin (12 - 4). Latihan tersebut dilakukan serentak di seluruh Sekolah Dasar se kota Solo

Advertisement

Siswa SD Tegaldowo Bantul harus bertahan dari paparan bau limbah peternakan babi yang menyengat.

Harianjogja.com, BANTUL--Selama kurang lebih dua tahun terakhir, ratusan siswa SD Tegaldowo Bantul harus bertahan dari paparan bau limbah peternakan babi yang menyengat.

Advertisement

Peternakan babi tersebut berada sekitar 100 meter dari bangunan sekolah atau hanya terpisah sawah. Otomatis bau limbah kotoran babi sangat mudah tercium.

Kepala Sekolah SD Tegaldowo, Akhiyati mengungkapkan sudah sejak lama pihak sekolah berusaha berkompromi dengan bau limbah ini. Keluhan sebenarnya sudah berdatangan dari wali murid maupun siswa sejak tahun pertama, namun tidak ada yang bersedia menjadi mediator dengan pemilik peternakan.

Padahal bangunan kelas sebelah barat yang merupakan ruang kelas 4, 5, dan 6 sangat terganggu saat angin berhembus lewat jendela yang terbuka. Padahal kala itu, pemilik langsung membuang limbah ke sawah atau selokan kecil di samping pematang.

Tak tahan dengan kondisi tersebut, pihak sekolah akhirnya mengadu ke Kepala Dukuh setempat namun diarahkan ke Lurah. Akhirnya pada 30 Agustus 2016, sekolah secara resmi melayangkan surat ke Pemerintah Desa Bantul.

Isinya adalah permohonan untuk menegur pemilik peternakan agar mengelola limbahnya dengan baik. "Setelah itu agak berkurang, limbah tidak langsung dibuang ke sawah atau kali," Akhiyati menjelaskan.

Namun belakangan saat musim hujan dibarengi angin kencang, bau limbah kembali tercium. Pihak sekolah yang makin merasa terganggu akhirnya mengalah, seluruh jendela dan ventilasi yang berada di bangunan sebelah barat ditutup.

"Padahal kami belum punya AC dan kipas angin, jadi pengap sekarang. Tapi bagaimana lagi, daripada kegiatan belajar mengajar terganggu. Kami juga malu jika ada tamu yang berkunjung," keluhnya.

Menurut Akhiyati, pihak sekolah sangat berharap dinas terkait memberikan perhatian terhadap keluhan ini.

Pemilik peternakan babi, Supoyo mengatakan ia telah memilih tempat peternakan yaitu pekarangan yang terletak paling belakang dan paling jauh dari rumah tetangga sekitar.

Selain itu menurutnya, galian untuk penampungan kotoran babi tersebut adalah upayanya menanggapi keluhan dari masyarakat sekitar. Kini di tiga kandang yang rata-rata berukuran 1mx1m itu, ia memelihara tak kurang dari 30 ekor babi anakan. "Kotorannya sudah saya tampung di lubang ini," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement