Ditolak Petani, Rencana Tambak Udang di Bantul Berlanjut
Advertisement
Meski telah menuai penolakan dari petani pada pertengahan 2014 lalu, wacana pembangunan komplek khusus tambak udang di Dusun Tegalsari, Srigading, Sanden kembali bergulir
Harianjogja.com, BANTUL --Meski telah menuai penolakan dari petani pada pertengahan 2014 lalu, wacana pembangunan kompleks khusus tambak udang di Dusun Tegalsari, Srigading, Sanden kembali bergulir.
Advertisement
Salah seorang petani setempat, Yuni Maryanto dengan tegas menolak rencana ini. Bahkan menurutnya warga tak segan melakukan perlawanan andai Pemdes nekat merealisasikan wacana tersebut seperti yang dilakukan pada pertengahan 2014 lalu.
Ia yang memiliki pertanian di sekitar objek wisata Pengklik Pantai Samas, tempat kompleks tambak udang tersebut akan dibangun ini mengaku tak memahami pertimbangan pemdes. Sebab menurutnya keberadaan kompleks tambak ini dapat mengganggu produktivitas pertanian dan peternakan.
"Harga mati. Apapun yang terjadi kami siap melawan,” tegasnya saat dihubungi pada Kamis (27/7/2017).
Meski mendapat penolakan, Lurah Desa Srigading, Wahyu Widodo mengklaim keberadaan kompleks tambak udang ini tak akan mengganggu wisata Pengklik. Sebaliknya, kawasan tambak justru menopang kebutuhan obwis yang mengandalkan wisata kuliner seafood ini. "Udangnya, kan, bisa disuplai dari tambak,” ungkapnya.
Terkait penolakan kalangan petani, menurut Wahyu pro kontra merupakan hal biasa. Lagipula, menurutnya keberadaan kompleks khusus ini bertujuan menopang kesejahteraan warga. Lagipula, ia mengklaim rencana ini inisiatif pemprov DIY. Bahkan pihak pemprov telah berkoordinasi dengan pemkab dan pemdes Srigading pada Senin (24/7/2017) lalu.
Wahyu menyebut kompleks khusus tambak udang ini akan dibangun di atas lahan seluas 111 hektare milik kas desa, tepat di utara kawasan obwis Pengklik Pantai Samas. Kendati begitu, realisasi pembangunannya akan dilakukan secara bertahap. Awalnya akan dibangun di atas lahan seluas 26 hektare sebagai pilot project.
Menurutnya, desain komplek khusus ini berbeda dengan puluhan petak tambak di pesisir pantai selatan selama ini. Merujuk pada masterplan, komplek ini nantinya akan dilengkapi dengan berbagai teknologi pengelolaan modern. Plus laboratorium khusus yang diproyeksikan sebagai sarana wisata edukasi. “Amdal dan dampak lingkungannya juga diperhatikan,” ujarnya.
Ditanya tentang besaran anggaran yang digelontorkan, Wahyu berdalih belum mengetahui detailnya. Namun ia memperkirakan mencapai puluhan miliar rupiah. Ia juga berkilah tak mengetahui asal-usul sumber pembiayaannya, apakah dari pemrpov atau investor. “Masih ngambang. Karena realisasinya mungkin di atas tahun 2020,” ia berkelit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Lingkungan Hidup Minta Semua Pemda Tuntaskan Roadmap Penanganan Sampah
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Keluarga Matahari 1912 Dukung Pasangan Agung-Ambar di Pilkada Kulonprogo
- Kejati DIY Ungkap Belum Ada Persiapan Khusus untuk Pemindahan Terpidana Mati Mary Jane
- Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Jogja Berpatroli Cegah Praktik Politik Uang
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Sabtu 23 November 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal SIM Keliling Sleman Sabtu 23 November 2024
Advertisement
Advertisement