Advertisement
Air Mata Berderai Saat Siswa SD Glagah Tinggalkan Sekolah Mereka yang Tergusur Bandara NYIA

Advertisement
Siswa SD Negeri 3 Glagah mulai belajar di joglo.
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Sebanyak 108 siswa SD Negeri 3 Glagah, Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kulonprogo mulai pindah belajar ke sebuah joglo milik warga, karena sekolah mereka tergusur pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Advertisement
Sejak Senin (23/10/2017) pagi, ratusan anak-anak itu berbondong-bondong pindah ke sebuah joglo di Dusun Kepek, Desa Glagah, Kecamatan Temon. Perpindahan siswa SD 3 Glagah menuju sekolah sementara itu diawali dengan apel pada pukul 08.00 WIB di halaman sekolah yang akan mereka tinggalkan.
Kepala SD N 3 Glagah Sri Asyiah berterima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu mencarikan lokasi sekolah sementara bagi siswa. Ia meminta maaf kepada anak-anak, karena tidak bisa memberikan ruang sekolah yang lebih layak dari joglo tersebut. Ia hanya bisa berharap, anak-anak bisa tetap belajar dengan baik dan penuh semangat.
"Semangat anak-anak," ucap Asiyah lantang, dengan air mata yang belum sempat diseka dari pipinya, sembari tangan mengepal ke arah langit.
Ia meyakini, belajar di sekolah sementara tidak akan membuat prestasi siswa menurun. Mengingat anak-anak terbiasa belajar kelompok dan tidak menjadi persoalan krusial, walaupun lokasi kegiatan belajar mengajar yang ditempati sekarang tidak senyaman seperti sekolah lama mereka.
"Kami minta maaf tidak bisa memberikan tempat belajar sementara bagi anak-anak yang lebih baik dari ini," tutur dia dengan mata sembab.
Apel itu juga dihadiri oleh Kepala Desa Glagah dan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulonprogo beserta jajarannya. Kemudian langsung diikuti dengan keberangkatan siswa menuju joglo, menggunakan dua unit kereta mini dan dua unit mobil bak terbuka.
Menempuh perjalanan sekitar satu kilometer, anak-anak duduk di atas kereta dan mobil bak sambil bernyanyi dan bertepuk tangan bersama-sama. Bahkan di antara mereka ada yang mengobrol sambil sesekali menggerakkan tangan mereka, untuk mengilustrasikan cerita.
Sampai di lokasi yang memiliki luas lahan 5.000 meter persegi, anak-anak berbaris dan menuju kelas mereka masing-masing. Setelah makan dari bekal yang disediakan, guru mengawali perkenalan kelas baru, sejumlah anak berlarian menuju ke halaman "sekolah" baru itu, untuk membeli makanan yang dijajakan para penjual berkendaraan sepeda motor.
Ruang kelas dibuat seadanya dengan sekat-sekat dari rak buku atau papan. Untuk beberapa kelas, mereka mendapat ruang sendiri yang tidak terlalu luas, namun cukup untuk ditempati oleh siswa. Dengan kondisi seperti itu, maka ketika salah satu kelas sedang belajar dan mengeluarkan suara yang cukup keras, suara mereka juga akan terdengar oleh siswa kelas lain.
Sekolah baru bagi ratusan siswa tersebut rencananya akan dibangun pada 2018. Adapun bangunan SD Negeri 3 Glagah yang kini kosong belum diketahui pasti, kapan akan dirobohkan setelah dinyatakan masuk sebagai kawasan bandara baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
- Produk UMKM Kota Jogja Diminati Peserta Munas VII APEKSI 2025
- Investasi di Sektor Utara Gunungkidul Bakal Digenjot
- Polisi Menangkap Tiga Pelaku Penganiayaan Ojol Pengantar Makanan di Pintu Masuk UGM
- KISAH INSPIRATIF: Kartini, Penjaga Warung Sayur yang Naik Haji Tahun Ini
Advertisement