Advertisement

Promo November

Gua Sriti, Saksi Biksu Perjuangan Pangeran Diponegoro

Rima Sekarani
Jum'at, 08 Desember 2017 - 23:40 WIB
Bhekti Suryani
Gua Sriti, Saksi Biksu Perjuangan Pangeran Diponegoro Seorang warga memasuki Gua Sriti yang di Dusun Dukuh, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, awal November 2017. (Rima Sekarani I.N/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Gua Sriti jadi salah satu tempat persembunyian Pangeran Diponegoro.

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Kabupaten Kulonprogo tidak hanya layak dimasukkan dalam daftar destinasi liburan karena keindahan alamnya. Kulonprogo juga memiliki banyak lokasi bersejarah yang juga menarik dikunjungi.

Advertisement

Salah satu tempat bersejarah di Kulonprogo yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat merebut kemerdekaan dari tangan penjajah adalah Gua Sriti. Gua tersebut terletak di Dusun Dukuh, Desa Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh.

Pengunjung yang datang dari arah Jogja bisa mengakses Gua Sriti dengan cukup mudah via Jalan Godean sampai tiba di simpang empat Kenteng, Nanggulan, Kulonprogo. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan belok kanan menuju simpang empat Dekso Kalibawang lalu belok kiri ke arah Samigaluh. Nantinya, pengunung bakal disambut dengan patung Pangeran Diponegoro yang menunjukkan jalan tanjakan yang mesti dilalui untuk mencapai Gua Sriti.

Para 1825 hingga 1830 silam, Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap penjajah yang kemudian tercatat dalam sejarah sebagai Perang Diponegoro. Gua Sriti merupakan salah satu tempat yang pernah dijadikan tempat persembunyian Pangeran Diponegoro dan pasukannya.

Seorang warga Dukuh, Ngadiman mengatakan, Gua Sriti bukan objek wisata yang populer sehingga pengunjungnya memang tidak banyak. Hanya orang-orang tertentu yang menyukai tantangan atau sejarah yang datang. “Ini dulu dijadikan tempat persembunyian Pangeran Diponegoro di zaman penjajahan Belanda,” kata Ngadiman, awal November kemarin.

Lampu penerangan atau senter adalah bekal wajib yang mesti dibawa saat memasuki Gua Sriti. Pengunjung jelas tidak akan bisa mengamati keindahan stalaktit yang terbentuk secara alami tanpa bantuan penerangan karena kondisi di dalam sangat gelap. Selain itu saat menulusuri gua, akan jauh lebih baik untuk minta ditemani juru kunci atau warga setempat yang memahami medan di dalam gua.

Ngadiman menambahkan, selain wisata sejarah, Gua Sriti juga kerap dijadikan tempat meditasi. “Biasanya ada yang sengaja datang ke sini untuk berdoa atau melakukan ritual tertentu,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Ratusan Burung Pipit Ditemukan Mati di Bandara Ngurah Rai, Ini Penjelasan BKSDA

News
| Senin, 25 November 2024, 09:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement