Advertisement

Kedelai Semakin Tak Diminati Petani di Gunungkidul

Herlambang Jati Kusumo
Sabtu, 06 Januari 2018 - 17:20 WIB
Nina Atmasari
Kedelai Semakin Tak Diminati Petani di Gunungkidul

Advertisement

Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul mendorong pertanian kedelai

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL---Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul mendorong pertanian kedelai meningkat. Tanaman kedelai di Gunungkidul sendiri dirasa masih minim.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan saat ini tengah berupaya mendorong agar pertanian kedelai naik, karena dirasanya selama tujuh tahun ini terus menurun.

"Kami berencana bekerjasama dengan SMA N 2 Playen untuk mencanagkan atau kampanyekan minum susu kedelai, juga tahu dan juga tempe organik," ujarnya, Jumat (5/1/2018), saat menghadiri panen kedelai di Nglorok, Kedungpoh, Nglipar.

Dengan program tersebut diharapkan dapat mendorong harga kedelai naik, sehingga kemauan petani untuk menanam kedelai kembali meningkat. Saat ini, luas tanaman padi di Gunungkidul dikatakan oleh Bambang ada seluas 6.000 hektare dan diharapkan meningkat mencapai 10.000 hektare.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DIY, Joko Pramono juga mengatakan produksi kedelai di DIY belum memenuhi target dari program Upaya Khusus (Upsus) Padi Jagung Kedelai (Pajale).

Dikatakan olehnya pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan swasembada kedelai. "Upaya-upaya pemerintah mengembangkan lahan-lahan alternatif seperti tadah hujan, lahan-lahan dibawah tegakan misal daerah perhutanan kita arahkan kesana," ujarnya.

Dia juga mengapresiasi petani yang masih menanam kedelai. Walaupun ia juga melihat pertanian kedelai di Gunungkidul menurun. Joko mengatakan untuk perawatan kedelai memang agak sulit, dan juga terkait harga. Kedelai lokal dinilainya juga lebih unggul dibanding kedelai impor.

Wakil Bupati Gunungkidul, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi juga berharap kualitas pertanian semakin baik. "Ya berharap semakin baik, untuk harga yang proporsional saja. Jadi tidak terlalu mahal maupun tidak terlalu murah, agar tidak ada yang rugi petani maupun pembeli," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Raja Charles III Kembali Jalani Tugas Setelah Pengobatan Kanker

News
| Sabtu, 27 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement