Advertisement
Bangket di Bantul Ambrol, Rumah Tertimbun
Advertisement
Dua keluarga yang menghuni rumah tersebut terpaksa harus mengungsi
Harianjogja.com, BANTUL-Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bantul selama dua hari, sebuah tebing yang sudah ditutup beton (bangket) setinggi 15 meter Dusun Seropan, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo ambrol. Akibatnya rumah milik Sogiyono, 55, yang berada tepat di bawah bangket tertimbun tanah longsor. Dua keluarga yang menghuni rumah tersebut terpaksa harus mengungsi.
Advertisement
Rumah tersebut dihuni oleh Sogiyono, dan istrinya yaitu Lanjar, serta anak, menantu, dan seorang cucunya. Menantu Sogiyono, Widodo mengatakan kejadian tersebut bermula saat hujan mengguyur sejak Jumat (19/1/2018) malam. Hujan menurutnya tidak terlalu lebat namun berlangsung terus menerus. Akhirnya Minggu pagi sekitar pukul 04.30 WIB, ia yang tengah tidur di salah satu ruangan mendengar suara gemuruh dari sisi barat rumahnya.
Tak lama kemudian ia merasa seperti ada yang menghantam tembok rumahnya. Besarnya hentakan yang dirasakannya, akibat benturan material beton dinding bangket sepanjang 12 meter menghantam tembok rumah hingga jebol. "Saya lihat tembok tiga ruangan yang samping itu sudah jebol, batu tanah dan tembok bangket sudah masuk," katanya.
Widodo mengaku saat kejadian berlangsung, ketiga ruangan itu kosong karena sedang tidak digunakan. Pasalnya malam sebelumnya, ibu dan anak Widodo sudah mengungsi di rumah kerabatnya lantaran khawatir terjadi longsor. Setelah kejadian tersebut, warga sekitar membantu pemilik rumah menyelamatkan perabot dan beberapa bagian ruangan yang terkena material, dibantu pihak kepolisian dan sejumlah komunitas relawan. Mereka juga membuat saluran aliran air untuk mengantisipasi longsor makin meluas. Sedangkan material longsor berupa batu, beton, dan tanah sementara tidak dibersihkan agar tidak terjadi longsor yang lebih besar.
Salah seorang warga setempat yang membantu evakuasi, Ngadiran menyebut bangket tersebut baru berusia sekitar dua tahun. Tingginya bangket dan guyuran hujan yang terus menerus diduga menjadi penyebab longsor. Selain kejadian tersebut, di Dusun Seropan telah terjadi beberapa kali longsor. Akibatnya dua sekolah, akses jalan, dan pemakaman umum rusak akibat tanah yang ambles dan longsor pada akhir 2017 lalu. "Hujannya dari Jumat sampai tadi malam, ditambah angin," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan longsor yang menimpa rumah Sogiyono tersebut salah satunya disebabkan tingginya bangket. Pihaknya mengaku sudah bertemu dengan pemilik bangket tersebut dan menyarankan agar diselesaikan secara keluargaan. Untuk sementara waktu, Dwi menyarankan agar masyarakat di Dusun Seropan terus meningkatkan kewaspadaan. Menurutnya langkah antisipasi yang dilakukan oleh Sogiyono dan keluarganya sudah baik.
Pada saat terjadi hujan terus menerus warga yang berada di rumah dengan potensi longsor sebaiknya mengungsi. "Jadi meskipun longsor merusak rumah, tidak ada korban jiwa. Saya apresiasi yang dilakukan Pak Sogiyono dan istrinya karena pada saat hujan kemarin sudah mengungsi dan ruangan yang dekat dengan tebing tidak dipakai," imbuhnya.
Lebih lanjut Dwi menyatakan jenis dan karakter tanah di Dusun Seropan memang rawan longsor. Hampir seluruh tanah di Desa Muntuk, menurutnya merupakan tanah gembur dan bercampur tanah liat. Sehingga rawan terjadi longsor jika diguyur hujan terus menerus.
Oleh sebab itu pihaknya akan mengirimkan surat permohonan kajian kepada Badan Geologi Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengkaji tanah di Dusun Seropan dan Desa Karangtengah, Imogiri. "Dari kajian Badan Geologi Bandung itu, kita bisa mendapat rekomdasi tentang kelayakan lokasi ini [Dusun Seropan] untuk tempat tinggal," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Perubahan Rute Uji Coba Transportasi Bus Listrik di Malioboro, Sebelumnya Ngabean Beralih ke Kotabaru
- Laga Hidup Mati PSIS Semarang vs PSS Sleman, Penentu Masa Depan Laskar Mahesa Jenar dan Super Elja di Liga 1
- 10 Kalurahan di Gunungkidul Dinyatakan Lunas PBB, Ini Rinciannya
- Dampak Hujan dan Angin Kencang di Sleman, Pohon hingga Bangunan Pagar Roboh
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 9 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
Advertisement