Advertisement

Dulu Diragukan, Kini Dicari-cari

Rima Sekarani
Selasa, 06 Februari 2018 - 13:55 WIB
Kusnul Isti Qomah
Dulu Diragukan, Kini Dicari-cari

Advertisement

Luddy Bejo Legowo mempopulerkan pemanas air bertenaga surya

Harianjogja.com, JOGJA-Pemanas air bertenaga surya sebelumnya tidak begitu populer di kalangan masyarakat, bahkan cenderung diragukan. Butuh ketelatenan dan kesabaran untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi ramah lingkungan tersebut. Bagaimana Luddy Bejo Legowo berjuang memopulerkan?

Advertisement

Pria bernama lengkap Luddy Bejo Legowo ini sebelumnya bergerak di bidang periklanan. Dia mulai bekerja di sebuah biro iklan pada 2000 lalu. Pada 2002, dia merintis biro iklan seorang diri dan mengalami masa kejayaan pada kurun waktu 2006-2010. Namun, bisnis periklanan perlahan menjadi tidak begitu menjanjikan lagi. Luddy kemudian memberanikan diri untuk beralih ke usaha lain.

Luddy mendirikan CV Jogja Surya Selaras pada 9 April 2012 sebagai diler resmi PT Wijaya Karya (Wika) Industri Energi untuk area DIY. Kala itu karyawannya baru enam orang sehingga dia mesti menjalani beberapa peran sekaligus, mulai dari sebagai tenaga marketing atau pemasaran, teknisi, hingga sopir.

“Waktu jadi marketing, saya pakai baju rapi dan mendatangi proyek-proyek pembangunan rumah. Waktu mengirim barang, ganti kaus yang lebih pantas untuk driver. Waktu memasang unit Wika, saya ikut bantu juga,” kata Luddy kepada Harian Jogja, Kamis (1/2/2018) pekan lalu.

Luddy masih ingat benar siapa klien pertamanya. Dia adalah Widi Sutikno yang saat itu menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman. Widi datang ke rumah Luddy di kawasan Jalan Magelang bersama istri. Menurut Luddy, kala itu Widi pun terlihat ragu dengan kredibilitas Luddy sebagai distributor produk Wika Water Heater. “Stok pertama kali cuma sedia tiga unit. Waktu itu beliau sampai tanya, apakah ini benar diler Wika Water Heater?”

Bagi Luddy, Widi adalah klien istimewa karena datang sendiri sebelum diprospek. Pria itu meyakini kalau keluarganya bisa lebih hemat listrik jika menggunakan tenaga Matahari untuk memanaskan air mandi. Pemikirannya sudah sangat terbuka ketimbang beberapa klien lain yang pernah ditemui Luddy untuk ditawari produk Solar Water Heater (SWH).

Beberapa tahun lalu, tantangan terbesar Luddy adalah meyakinkan masyarakat, SWH adalah produk yang hemat energi dan ramah lingkungan. Masyarakat masih memandang SWH sebagai produk premium dan mahal. Padahal, Indonesia merupakan negara tropis dengan tenaga Matahari yang melimpah sehingga sangat tepat dijadikan energi alternatif. “Banyak [yang menolak]. Kami sudah datang jauh-jauh, menerangkan, tapi mereka tetap tidak berminat,” ucap Luddy.

Banjir Penghargaan
Meski jalan sempat terseok, tetapi  omzetnya di 2012 sudah lumayan dan mengantarkan Luddy mendapatkan penghargaan The Best New Dealer tingkat nasional. Dia dan karyawannya menjadi lebih semangat untuk memasarkan berbagai produk Wika Water Heater. Penghargaan pun kembali dia terima pada 2013, yakni sebagai The Best Participant Sales & Technician Training. “Pada  2013, Wika menunjuk saya untuk buka [diler] di Semarang, Jawa Tengah,” kata dia.

Pada 2014, bisa dibilang menjadi masa keemasan karena bisnis properti tengah melejit. Omzet saat itu bahkan tembus 163% dari target. Tidak heran jika lagi-lagi Luddy menerima penghargaan sebagai The Best Basic Technician dan The Runner Up Sales Advisor tingkat nasional. Luddy pun membawa pulang predikat The Runner Up Best Performance tingkat nasional pada 2015. Pada tahun yang sama, CV Jogja Surya Selaras naik level menjadi PT Jaya Surya Selaras dengan harapan bisa menjadi market leader semua produk Wika Water Heater yang berorientasi pada kualitas produk dan kepuasan konsumen.

PT Jaya Surya Selaras selanjutnya mendapat predikat The Highest on Target Achievement dan The Best Performance 2016 untuk wilayah pemasaran Jogja, Solo, dan sekitarnya. Luddy dengan bangga menerima penghargaan The Highest on Target Echievement Wika Water Heater 2017 saat menghadiri rapat distributor seluruh Indonesia di Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Produk PT Wika Industri Energi yang dipasarkan PT Jaya Surya Selaras antara lain Solar Water Heater (SWH), Aircond Water Heater (AWH), Electric Water Heater (EWH), dan Heat Pump Water Heater (HPWH). Pengguna SWH umumnya berasal dari kalangan rumah tangga dan bisnis rumah indekos eksklusif dengan kapasitas 130 liter, 150 liter, dan 300 liter. EWH cukup diminati untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tapi dengan kapasitas yang lebih sedikit, yakni 15, 30, dan 80 liter.

AWH yang dikoneksikan dengan alat pendingin ruangan (AC) menjadi produk yang digemari pengusaha salon dan spa. Sedangkan HWH cocok untuk bangunan yang membutuhkan water heater dengan kapasitas dan jumlah yang banyak, seperti rumah sakit dan apartemen. Luddy menambahkan saat ini dia juga menjual produk Wika photovoltaic berupa pemanfaatan panel surya untuk penerangan ruangan.“Kami juga distributor tunggal dari Pipa PPR Toro 25 made in Italy untuk wilayah DIY-Jawa Tengah,” ujar pria 42 tahun ini.

Luddy mengungkapkan SWH masih menjadi produk unggulan yang paling diminati. Menurutnya, kesadaran masyarakat mengenai teknologi ramah lingkungan terus meningkat dan membuat kantornya di Jalan Monjali No.117 juga semakin sibuk.
Mandi dengan air panas dari tenaga surya diyakini lebih menyehatkan dan bahkan bisa dijadikan terapi, misalnya bagi penderita rematik. “Sekarang konsumen yang telepon mencari kami karena mereka sudah paham manfaatnya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 1 hour ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement