Advertisement
Speaker Bambu Karya Difabel Laris Manis di Pasar Eropa
Advertisement
Speaker bambu punya suara yang dinilai unik.
Harianjogja.com, BANTUL--Upaya memaksimalkan potensi bambu, perusahaan kerajinan Arte Javane mencoba membuat kerajinan sederhana speaker bambu. Menggandeng para penyandang difabel, pengeras suara bambu ini banyak diminati pasar Spanyol, Jerman dan berbagai negara Eropa lainnya.
Advertisement
Ide awal mengembangkan produk sederhana ini bermula dari beberapa alat musik dari bambu yang ternyata mampu menghasilkan suara unik dan baik. Manager Arte Javane, Ita Harlina mengungkapkan bambu memiliki resonansi yang unik, dari inspirasi itu mencoba dibuat menjadi speaker.
"Akhirnya, kami mulai membuatnya sekitar 2013, mulai coba produksi. Produksi dilakukan selama dua bulan, kontainer pertama sebanyak 7.000 batang speaker bambu," ujar Ita ditemui Harianjogja.com, Jumat (23/2/2018).
Produksi pertama speaker bambu langsung dibawa Koldo ke Spanyol untuk diikutsertakan dalam sebuah pameran. Bahkan, saat itu belum ada pesanan, namun setelah diperkenalkan di pameran tersebut, banyak yang tertarik dengan produk ini.
Sejak itu, secara berkelanjutan speaker bambu dibuat dan setiap bulan rerata 2.000-5.000 speaker dikirim ke Spanyol, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya. Di pasar tersebut, satu speaker bambu yang dilabeli dengan brand Amalur ini dijual sekitar €25- €30, atau jika dirupiahkan senilai Rp375.000.
"Sedangkan untuk pasar lokal kami menjualnya sekitar Rp100.000 per batang. Di luar negeri speaker ini banyak dibeli para turis atau sebagai kerajinan dan banyak dari mereka menggunakannya di pantai atau sebagai home decor," papar Ita.
Tak hanya unik dan sederhana, pengerjaan kerajinan ini semuanya dilakukan oleh para perajin yang merupakan penyandang disabilitas. Ita memaparkan kesemua produk dikerjakan dengan kreativitas para penyandang disabilitas di Yayasan Penyandang Cacat Mandiri (YPCM) yang berlokasi di Jalan Parangtritis, Sewon, Bantul.
"Dulu beberapa karyawan kami berasal dari yayasan ini, lalu kami mencoba menurunkan mereka untuk membantu pengerjaan produk ini. Kurang lebih ada 20 orang yang mengerjakan speaker bambu ini," ungkap Ita.
Tak hanya melayani pasar Eropa, speaker bambu juga dipasarkan di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya ke Bali yang setiap bulan rutin mengirim sekitar 30-100 speaker bambu.
Ita mengaku untuk pasar Jogja masih belum diperkenalkan secara langsung. Namun, produk ini pernah diperkenalkan di pameran yang digelar di Jogja, dan mendapatkan respons yang cukup baik.
"Kebanyakan kami masih melayani untuk pasar luar negeri, mungkin tahun ini akan mulai diperkenalkan di Jogja. Karena sekarang juga sudah banyak beberapa teman yang memesan, produk ini juga sangat sesuai untuk pelengkap interior rumah," jelas Ita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Asyiknya Belajar Kreasi Masakan Bareng 2 Food Application Chef di Solo
- Hidupkan Tradisi Literasi, Himpunan Mahasiswa Prodi IQT UMS Terbitkan Buku
- Sempat Dinyatakan Sembuh, Kiki Fatmala Meninggal Dunia karena Komplikasi Kanker
- Argentina vs Mali Juara 3 Piala Dunia U-17: Ada yang Bikin The Aigles Terkejut
Berita Pilihan
Advertisement

COP28 Dubai Dibuka, Dirut PLN Paparkan Inovasi dan Ajak Kolaborasi Global Untuk Capai NZE Nasional 2060
Advertisement

BOB Golf Tournament 2023 Jadi Wisata Olahraga Terbaru di DIY
Advertisement
Berita Populer
- Hari Ini Sejumlah Wilayah di Jogja dan Kulonprogo Mati Lampu
- Prakiraan Cuaca, Seluruh Wilayah DIY Hujan Ringan dan Sedang di Malam Hari
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 24 November 2023
- Jadwal KRL Solo Jogja 24 November 2023, Keberangkatan dari Stasiun Palur
- Simak Jadwal KA Bandara YIA Reguler 24 November 2023
Advertisement
Advertisement