Advertisement
Inovasi di Sleman, Koperasi Diminta Libatkan Pelajar untuk Regenerasi
Advertisement
Dinas Koperasi dan UKM Sleman melakukan reorientasi koperasi di tahun ini
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Koperasi dan UKM Sleman melakukan reorientasi koperasi di tahun ini. Regenerasi anggota koperasi mulai digencarkan Dinas Koperasi dan UKM Sleman dengan mengadakan berbagai pelatihan.
Advertisement
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Sleman, Teguh Budiyanta mengatakan sekarang pihaknya tidak lagi hanya mementingkan kuantitas koperasi yang aktif, tapi lebih mengedepankan kualitas.
“Maka kami melakukan berbagai upaya seperti pelatihan di tahun ini, untuk mengembangkan kualitas koperasi itu sendiri,” ujar Teguh, Selasa (13/3/2018).
“Tahun ini kita mulai meningkatkan pemahaman koperasi kepada generasi muda, mulai dari kalangan pendidikan SMP dan SLTA untuk mengembangkan koperasi siswa,” katanya.
Teguh mengatakan, Dinas Koperasi dan UKM juga mengandalkan organisasi kepemudaan untuk melakukan sosialisasi kepada organisasi-organisasi pemuda lainnya. Tujuannya agar bisa mengembangkan usaha dari organisasi kepemudaan yang berbadan hukum koperasi.
Dalam melakukan pendidikan koperasi terhadap SMP dan SLTA, Teguh mengatakan bahwa pihaknya dibantu oleh Koperasi Mahasiswa (Kopma) yang berbadan hukum. “Keberadaan kopma ini sangat membantu kami dalam pengembangan koperasi di tingkat SMP dan SLTA, mereka ikut melakukan pendampingan,” ujar Teguh.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi Dan UKM Kabupaten Sleman, jumlah koperasi mengalami penurunan, dari 2016 sebanyak 656 unit, menurun menjadi 515 unit di 2017. Sementara, jumlah anggota koperasi meningkat dari 281.027 anggota di 2016 menjadi 282.236 anggota di 2017.
Anggota Forum Pemantau Independen (FORPI) Sleman dan Dosen Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada (UGM), Hempri Suyatna mengatakan untuk menarik minat generasi muda dalam berkoperasi, harus ada inovasi dan dukungan dari pemerintah.
“Selama ini koperasi tidak benar-benar dianggap secara serius oleh pemerintah,” ujar Hempri.
Hempri mengatakan kurang adanya dukungan dari pemerintah menyebabkan masyarakat terutama kalangan muda kurang tertarik untuk berkoperasi.
“Lihat saja, fasilitas-fasilitas seperti token listrik justru diserahkan ke toko-toko jejaring daripada koperasi,” ujar Hempri.
Hempri mengatakan tidak dilibatkannya koperasi dalam pelayanan publik membuat koperasi tidak berkembang dan akhirnya tidak menarik minat masyarakat. “Di sisi lain, koperasi juga kurang inovatif, di dalam memberikan variasi produk layanan,” katanya.
Jenis koperasi yang berkembang saat ini menurut Hempri hanya koperasi simpan pinjam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
- Top 7 News Harianjogja.com, Jumat 26 April 2024 dari soal Sampah hingga Gugatan ke KPU
- Waspadai Potensi Hujan Lebat dan Petir Siang Ini di Jogja dan Sekitarnya
Advertisement
Advertisement