Advertisement

Pintu Air Lebih Tinggi, 90 Ha Sawah Tak Dapat di Aliri

Beny Prasetya
Kamis, 29 Maret 2018 - 13:20 WIB
Nina Atmasari
Pintu Air Lebih Tinggi, 90 Ha Sawah Tak Dapat di Aliri

Advertisement

Pintu air di Bendungan Sapon yang lebih tinggi ketimbang air di Bendung Sapon

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Petani Desa Sidorejo, Lendah Kulonprogo mengeluhkan keadaan pintu air di Bendungan Sapon yang lebih tinggi ketimbang air di Bendung Sapon. Saat musim penghujan, air dari persawahan juga tak bisa dialirkan ke Sungai Progo akibat pintu air yang terlalu tinggi juga.

Advertisement

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kepala Desa Sidorejo, Sutrisno beberapa hari lalu kepada wartawan. Menurutnya beberapa petani yang beredar di 10 pedukuhan telah melaporkan kejadian tersebut kepadanya. Akibat hal tersebut mereka merasakan tidak dapat menerima manfaat Bendungan Sapon.

"Petani yang menggarap sawah di 10 pedukuhan tidak bisa bercocok tanam padi dengan mengandalkan pengairan dari saluran irigasi Sapon, padahal sawah kan cuma sampingnya, masak warga terdekat malah tidak bisa memanfaatkan Bendungan," katanya.

Selain tidak bisa menerima aliran air dari Bendungan Sapon, Sutrisno turut mengungkapkan bahwa petani juga mengeluhkan banjir yang terjadi di sawah mereka saat musim penghujan berlangsung. Pintu air yang lebih tinggi dari pembatas sawah dan tanaman padi acap kali membuat persawahan yang ada mengalami kebanjiran.

"Setengah dari sawah yang ada mengalami kebanjiran saat musim penghujan," katanya.

Lebih lanjut, Sutrisno berharap tanah bantaran sungai Progo dapat digunakan sebagai lahan untuk penanaman tumbuhan hijau sebagai makan ternak. Menurutnya hal itu lebih berguna daripada dianggurkan dan berupah menjadi kolam.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO) Tri Bayu Aji mengungkapkan bahwa terkait kejadian tersebut dirinya akan menurunkan petugas di Bendung Sapon.

“BBWS-SO akan menurunkan petugas dan segera melakukan inventarisasi segala persoalan akibat keberadaan saluran Bendung Sapon. Melalui hasil tersebut akan kami jadikan dasar pijakan mengatasi persoalan,” kata Tri Bayu Aji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement