Advertisement
Jogja Dinilai "Seksi" bagi Bisnis Penerbangan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Penumpang pesawat terbang Indonesia terus tumbuh dan meningkat setiap tahunnya. Peluang ini menjadi kesempatan bagi maskapai dan Angkasa Pura I dalam menarik lebih banyak penumpang, terutama dari penerbangan internasional.
"DIY merupakan salah satu destinasi unggulan di Indonesia, baik skala nasional maupun internasional. Jadi untuk meningkatkan kunjungan ke Jogja ini sangat terbuka," ujar General Manager Garuda Indonesia Branch Office Jogja, Jubi Prasetyo kepada HarianJogja.com, Jumat (27/4/2018).
Advertisement
Jubi memaparkan peluang untuk menambah frekuensi penerbangan, baik dari maupun ke Jogja sangat terbuka lebar. Sebagai destinasi major, Jubi menambahkan banyak potensi yang bisa dijual.
Melihat peluang tersebut, Jubi mengungkapkan Garuda Indonesia terus berupaya untuk mengkaji berbagai peluang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah frekuensi penerbangan Jogja. Terutama untuk penerbangan internasional.
"Kalau saat ini, konektisitas garuda dari Jogja ada 11 penerbangan, dari Bali [ke Jogja] tiga penerbangan dan Surabaya ada satu penerbangan. Kesemuanya juga merupakan gate internasional dan merupakan peluang network yang sangat baik," jelas Jubi.
Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan pencapaian peningkatan jumlah penumpang pesawat terbang ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong 20 juta wisatawan pada 2019. Hal itu turut mendongkrak pertumbuhan sentra-sentra pariwisata, sehingga pertumbuhan ini membutuhkan aksesibilitas untuk mendatangkan wisatawan.
"Maka dari itu AP 1 menangkap peluang itu, sehingga sekarang ini ada empat bandara yang dikembangkan dan ditambah kapasitasnya," ungkap Pandu.
Keempat bandara tersebut antara lain Bandara Ngurah Rai di Bali yang melakukan pengembangan apron untuk menambah jumlah pendaratan pesawat. Bandara Ahmad Yani di Semarang juga diupayakan untuk peningkatan kapasitas serta upaya pengembangan akses jalur darat menuju Bandara Adi Sumarmo di Solo.
Sedangkan di Jogja, dengan kapasitas Bandara Inetrnasional Adisutjipto yang terbatas, membuat AP 1 berupaya mengejar pengembangan bandara baru di Kulonprogo. Pasalnya, kapasitas bandara yang semestinya hanya sekitar 1,8 juta penumpang kini harus menampung sedikitnya 8 juta penumpang per tahunnya.
"Dari itu sudah terlihat peluangnya, sehingga membuat kami berani berinvestasi untuk mengembangkan bandara baru di Kulonprogo," jelas Pandu.
Diakui Pandu, Bandara Internasional Adisutjipto banyak menerima permintaan penambahan jadwal penerbangan dari sejumlah maskapai, baik domestik maupun mancanegara. Kendati demikian, rata-rata permintaan penambahan penerbangan pada pagi dan siang hari.
"Sedangkan pada jam tersebut kami ada pembatasan, karena digunakan untuk penerbangan militer. Padahal kami masih memiliki 26 slot penerbangan dari pukul 16.00-00.00 WIB yang bisa dimanfaatkan untuk menambah jumlah penerbangan," papar Pandu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng
Advertisement
Berita Populer
- Penumpang di Stasiun Lempuyangan Alami Kenaikan di Triwulan Pertama 2025
- Pria di Jogja Curi Motor di Indekos Tetangga, Diberikan Ke Pacar untuk Kerja
- 4 SMP di Gunungkidul Buka Pendaftaran Siswa Baru untuk Kelas Khusus Olahraga, Ini Jadwalnya
- Hadapi Musim Kemarau, BPBD Gunungkidul Siapkan 1.500 Tangki Air Bersih
- Bupati Bantul Ingatkan Warga Untuk Hati-Hati Dalam Transaksi Tanah
Advertisement