Advertisement
Peduli Lingkungan, Kejati DIY Tanam 100 Pohon di Lereng Merapi

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kejaksaan Tinggi (Kejati) DIY menanam lebih dari 100 bibit pohon di Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Selasa (17/7/2018). Kegiatan penghijauan ini diadakan dalam rangka memperingati HUT ke-58 Bhakti Adhyaksa dan HUT ke-18 Adhyaksa Dharmakarini.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, mengatakan penanaman bibit pohon itu diharap bisa menghijaukan kembali area yang rusak terkena dampak letusan Gunung Merapi pada 2010. "Dengan penanaman pohon ini semoga bisa tumbuh subur dan keluar buahnya," kata Bupati seperti dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Selasa. Sri Purnomo mengatakan area tersebut bisa hijau kembali asalkan masyarakat setempat dapat merawat pohon dengan baik.
Advertisement
Kepala Kejati DIY, Erbagtyo Rohan, mengatakan sebelum erupsi Merapi 2010 ia sering menikmati pemandangan alam yang hijau di kaki Gunung Merapi, termasuk di Dusun Srunen. "Tapi setelah erupsi Merapi 2010, kawasan yang dulunya terlihat hijau berubah menjadi seperti padang pasir yang gersang," ujarnya.
Erbagtyo berharap daerah tersebut dapat subur kembali seperti semula. “Mudah-mudahan dengan sedikit upaya dari jajaran Kejaksaan Tinggi DIY bisa membuat kawasan ini lebih sejuk dan lebih subur lagi," katanya. Beberapa jenis pohon yang ditanam yaitu manggis, mangga, matoa, lengkeng dan mahoni. Terdapat lebih dari 100 bibit pohon yang ditanam dalam acara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Ratusan Ribu Penerima Bansos Terindikasi Terlibat Judi Online, Ini Komentar Sosiolog UGM
- Udara di DIY Bikin Menggigil, Angin Monsun Jadi Penyebabnya
- 23 Kambing Mati di Turi Sleman Akibat Keracunan Pakan
- Lurah Srimulyo Membantah Tuduhan Korupsi Penyalahgunaan Tanah Kas Desa
- SPMB 2025, Banyak SMP Negeri di Bantul Kekurangan Siswa, Ternyata Sebagian karena ke Pondok Pesantren
Advertisement
Advertisement