Advertisement
Aliansi Bela Garuda Desak Polisi Tuntaskan Kasus Perusakan Properti Sedekah Laut

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pihak kepolisian didesak melakukan penyelidikan mendalam dan menindak tegas pelaku dan aktor intelektual di balik perusakan properti sedekah laut di Pantai Baru, Bantul pada Sabtu (13/10/2018) lalu. Jika kejadian ini dibiarkan terus berulang dikhawatirkan maka citra masyarakat Jogja yang rukun, cerdas, santun, dan berkeadaban akan tergerus.
Ketua Aliansi Bela Garuda (ABG) DPD DIY Ispurwanto mengatakan, penyerangan sekelompok orang pada saat persiapan laku budaya sedekah laut di Pantai Baru tersebut merupakan aksi dari sebagian kecil anak bangsa yang sudah kehilangan nalar ke-Indonesiaannya. "Para pelaku merupakan wajah-wajah lama yang berulang kali melakukan tindak kekerasan di DIY dengan bertameng pada teks religius dan tafsir sepihak," katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (17/10/2018).
Advertisement
Kekerasan yang dilakukan kelompok ini, lanjut Ispurwanto, selalu disertai dengan postingan melalui media sosial secara terbuka. Cara yang dilakukan kelompok ini juga sangat terorganisir dan terencana dengan baik. Mulai pelaksanaannya, dampak teror bagi masyarakat hingga kalkulasi resiko hukum bagi para pelakunya.
Padahal, katanya, sedekah laut merupakam bentuk ekspresi budaya yang ada sejak dahulu dan menjadi sarana kultural harmonisasi antara manusia, alam dan Sang Pencipta. "Kekerasan yang terjadi semacam ini menambah daftar hitam kasus intoleransi di DIY. Ini bagian dari upaya sistematis untuk merusak sendi-sendi budaya dan mengancam kedaulatan kultural bangsa," ujarnya.
Tindak kekerasan yang dilakukan dengan memakai simbol-simbol agama itu menunjukkan tidak adanya niat baik untuk menciptakan perdamaian, kerukunan, dan persaudaraan di DIY. "Kami mengecam keras praktek kekerasan dan pemaksakan kepentingan sepihak itu. Kami juga mendesak agar kepolisian segera menuntaskan kasus ini dan mengungkap aktor intelektual di balik serangan itu," katanya.
Wakil Sekretaris DPD ABG DIY Noval Satriawan menambahkan kekerasan yang berulang dilakukan oleh kelompok tersebut adalah bagian dari konstelasi politik yang patut diwaspadai semua pihak. Penolakan dan tekanan kepada bentuk-bentuk ekspresi budaya seperti sedekah Laut dan ritual tradisi lainnya, dinilai sebagai upaya pencerabutan masyarakat dari akar budayanya.
"Dampaknya masyarakat rentan dimasuki anasir-anasir budaya asing yang bertentangan dengan semangat kenusantaraan," katanya.
Pihaknya mendukung aparat kepolisian untuk bersikap tegas dan berani terhadap segenap anasir anti NKRI dan Pancasila. Baik dalam menangani kasus di Bantul maupun mengatasi akar masalah kekerasan sektarian di DIY. "Kami juga menghimbau kepada seluruh anak bangsa pecinta kebudayaan nasional dan nilai-nilai Pancasila untuk berani dan kongkrit melindungi kedaulatan budaya dan NKRI," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement