Advertisement
Balita dan Ibu Hamil Harus Dapatkan Perhatian Serius dari Pemerintah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah kemiskinan di wilayah DIY secara statistik menurun setiap tahun, namun kesenjangan sosial masih sangat tinggi. Kenyataan itu berdampak masih adanya sejumlah titik wilayah DIY yang rawan terjadi gizi buruk.
Anggota Komisi I DPR RI Andika Pandu Puragabaya merespons itu dengan memberikan bantuan berupa pemberian makanan tambahan (PMT) kepada balita dan ibu hamil di wilayah rawan gizi buruk. Dia mengatakan balita dan ibu hamil harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Ia mencontohkan, kekurangan gizi pada ibu hamil bisa berdampak fatal pada bayi yang dikandung. Mulai dari pertumbuhan janin yang tidak normal hingga dampak terparah pada kematian ibu saat melahirkan. "Ibu hamil kurang gizi juga rawan mengalami pendarahan, sehingga kebutuhan gizi ibu hamil harus diperhatikan secara ekstra," terangnya dalam rilis kepada Harian Jogja, Senin (22/10)
Advertisement
Begitu juga dengan balita atau anak yang sedang memasuki usia sekolah, anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini mengatakan kekurangan gizi juga dapat berdampak pada gangguan tingkat kecerdasan mereka. Balita juga harus mendapatkan asupan gizi yang cukup. Namun ia menyadari pada sejumlah keluarga kurang mampu ada yang merasa kesulitan untuk memenuhi gizi tersebut.
Kekurangan gizi pada ibu hamil juga bisa berdampak pada bayi yang dilahirkan menjadi kurang sehat. Namun secara umum hasil pengamatannya di wilayah DIY untuk persoalan ini, kekurangan gizi pada balita disebabkan karena kekurangan asupan protein dan karbohidrat. "Balita yang kurang gizi biasanya berat badan tidak seimbang dengan usianya, rambut mudah rontok, anak sering rewel dan lainnya. Nah ini akan menganggu pertumbuhan dan kecerdasannya menurun," ujarnya.
Oleh karena itu, ia bersama timnya memberikan PMT pada sejumlah titik wilayah rawan gizi buruk di DIY. Bantuan itu diharapkan dapat menekan terjadinya gizi buruk di DIY. Ia meyakini, selama angka kemiskinan di wilayah DIY belum dapat ditekan hingga sampai 0% maka kasus rawan kekurangan gizi tersebut masih ada. "Memang jumlah balita dan anak-anak yang kekurangan gizi di DIY sudah berkurang, tetapi tidak bisa dipungkiri masih ada," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement