Advertisement
Asyiknya Anak-Anak Main Dakon Bersama dalam Dakon Ning Ratan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA -Ratusan anak TK menghadapi dakon di sepanjang Jalan Kapas, Umbulharjo, Kota Jogja, Sabtu (24/11) pagi. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HUT ke-33 TK Negeri 2 Kota Jogja dengan tajuk Dakon Ning Ratan.
Kegiatan pelestarian dolanan tradisional itu menjadi istimewa karena dihadiri Permaisuri KGPAA Pakualam X yaitu KGBRAy Pakualam X atau biasa disapa Kanjeng Gusti Bendara Raden Ayu Atika. Sekitar pukul 09.10 WIB, kedua tokoh ini langsung ikut duduk di sebuah panggung kecil terbuka di Jalan Kapas.
Advertisement
KGBRAy Pakualam X langsung duduk bersimpuh di atas karpet memilih dakon di tengah panggung. Ia menghadapi Gabriela Arka, siswi TK Bopkri Gondolayu. Sementara Wakil Walikota Jogja Heroe Poerwadi memilih Geofani Adriel Aditya dari TK Bopkri Gondolayu sebagai lawan main yang berada di samping KGBRAy Pakualam X.
Arka tampak bermain secara bergantian dengan KGBRAy, mencakup biji dakon dari dalam lubang, kemudian membagikan pada lubang berikutnya yang berjumlah 12 lubang.
Selain itu ratusan anak lainnya secara bersamaan memainkan dakon. Beberapa orang tua juga turut dalam aksi permainan tradisional itu. Kegiatan secara bersamaan itu berlangsung sekitar 20 menit, saat itu juga KGBRAy dan Heroe Poerwadi mengakhiri permainan tanpa ada kemenangan di antara keduanya.
Baik Arka maupun Aditya, tidak mengetahui siapa lawan mainnya, yang ia tahu bahwa ada seorang ibu dan bapak tiba-tiba datang menjadi lawan bermain dakon bagi keduanya.
"Nggak tahu," ujar Arka usai menjadi kawan main dakon dengan GBRAy Pakualam X. Sedangkan Aditya memilih diam sejenak saat ditanya siapa lawan mainnya, pertanda tidak mengetahui sebenarnya baru saja ia menghadapi orang nomor dua di Jogja.
Pemerintah Kota Jogja menyatakan komitmennya dalam mendukung pelestarian dolanan tradisional. Namun Heroe berharap agar anak tidak hanya sekedar diajarkan cara bermain dolanan tradisional saja, namun juga diberikan informasi atau pemahaman sesuai kemampuan nalar anak tentang filosofi dolanan tersebut. Dakon dinilai sebagai permainan tradisional dengan filosofi tinggi dalam kehidupan.
"Dakon ini kalau ngambil bijinya benar dia akan hidup terus berjalan, sukses tetapi kalau ngambil asal-asalan dia bisa gagal," katanya.
Permainan tradisional itu sangat sederhana dan bisa dimainkan orangtua di rumah. Sehingga bisa mengakrabkan orang tua dengan anak di rumah. "Saya kira sudah banyak sekolah yang memiliki program permainan tradisional, sekarang yang harus didorong bagaimana orang tua di rumah juga ikut memainkannya," ujarnya.
Humas Panitia Kegiatan Ryan Budi Nuryanto mengklaim bermain dakon di jalan raya yang dilakukan anak-anak itu diklaim sebagai kegiatan pertama di dunia. Bermain dolanan tradisional itu sebagai upaya untuk menghindarkan anak dari permainan gadget. "Harapannya anak mencintai mainan tradisional yang tidak ada negatifnya karena dapat melatih kecerdasan, kesabaran dan ketelitian," katanya.
Selain permainan dakon, kegiatan itu melombakan mainan tradisional di atas panggung dengan model opera. Dalam kompetisi ini TK Bopkri Gondolayu menjadi juara pertama disusul TK Islam Tunas Melati berada di urutan kedua dan TK Kanisius Kintelan juara ketiga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil Mantan Dirut Taspen Antonius Kosasih Ditahan KPK: Pernah Duduki Jabatan Mentereng di BUMN
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Perceraian di Bantul Capai 1.400 Perkara di 2024, Penyebabnya Perselisihan Pasangan hingga Masalah Ekonomi
- Besok Siang, KPU Tetapkan Paslon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Bantul
- DIY Targetkan Tambah 3 SMK BLUD di Bantul
- Pemkab Gunungkidul Ungkap Alasan Belum Menetapkan KLB PMK
- APBD Bantul 2025: Anggaran Belanja Makan dan Minum Rp22,8 Miliar Tak Terkena Rasionalisasi
Advertisement
Advertisement