Advertisement
Guguran Lava Pijar Merapi Meluncur ke Hulu Kali Gendol
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Guguran lava pijar Gunung Merapi kembali muncul pada Jumat (23/11/2018) dan meluncur ke Kali Gendol.
Dalam siaran persnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menjelaskan seiring dengan pertumbuhan kubah lava, guguran lava mulai terjadi pada 22 Agustus 2018 yang dominan mengarah ke barat laut dalam area kawah. Pada 23 November 2018 malam, terjadi guguran lava sebanyak empat kali yang mengarah ke bukaan kawah, yakni hulu Kali Gendol.
Advertisement
Disebutkan, jarak luncuran guguran maksimal 300 meter terjadi pada pukul 19.05 WIB. Intensitas guguran rendah dengan potensi material yang kecil sehingga belum membahayakan penduduk.
"Lava pijar sudah keluar dari kemarin-kemarin, arah lebih banyak ke barat laut," jelas Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja Haniek Humaidah Harianjogja.com, Sabtu (24/11/2018) malam.
Siaran Pers 24 November 2018, mengenai kejadian Guguran lava di #merapi dpt disimak dalam info grafis berikut. @KementerianESDM @kabargeologi @vulkanologi_mbg @humas_jogja @humasjateng @BNPB_Indonesia @jalinmerapi pic.twitter.com/QPX1MTIVR8
— BPPTKG (@BPPTKG) November 24, 2018
Berdasarkan data BPPTKG, guguran lava pijar pada Jumat lalu terjadi pukul 19.05 WIB. Jarak luncurnya hanya 300 meter. Meski begitu, intensitas guguran masih dinilai rendah dengan potensi material yang kecil. Kondisi tersebut dinilai belum membahayakan penduduk. Berdasarkan data aktivitas vulkanik Merapi tersebut, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau waspada.
"Status Merapi masih Waspada," kata Haniek.
Seiring dengan pertumbuhan kubah lava, BPPTKG menyebutkan, guguran lava mulai terjadi sejak Rabu (22/8) dan dominan mengarah ke barat laut, namun saat itu guguran terjadi masih dalam area kawah. Sebulan setelah itu, guguran lava juga terjadi pada Selasa (25/9) pukul 4.06 WIB meluncur ke dalam dasar kawah pada sektor Barat Laut Merapi. Gunung yang berada di ketinggian 2968 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini dinilai sampai saat ini masih kondusif.
Berdasarkan data pengamatan aktivitas Gunung Merapi periode 16-22 November 2018, BPPTKG mencatat volume kubah lava per 21 November 2018 sebesar 308.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 2.600 meter kubik per hari. Pertumbuhan sedikit lebih tinggi dari pekan sebelumnya. Aktivitas kegempaan tercatat sebanyak 28 kali gempa Hembusan (DG), dua kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), dua kali gempa Fase Banyak (MP), 261 kali gempa Guguran (RF), 21 kali gempa Low Frekuensi (LF) dan empat kali gempa Tektonik (TT).
Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan oleh BPPTKG, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
"Kami tetap menghimbau agar masyarakat beraktitivitas seperti biasa dan diperbolehkan menyaksikan aktivitas guguran lava dalam jarak aman, tiga kilometer dari puncak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement