Advertisement

Promo Desember

Gula Semut Kulonprogo Dibuat dari Pohon Kelapa yang Tak Tersentuh Sabun

Uli Febriarni
Minggu, 09 Desember 2018 - 15:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Gula Semut Kulonprogo Dibuat dari Pohon Kelapa yang Tak Tersentuh Sabun Perajin gula semut mengolah nira menjadi gula semut di Dusun Segajih, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, beberapa waktu lalu. - harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGOGula semut semakin populer dengan sebutan brown sugar. Dengan nama tersebut, gula yang dibuat dari nira kelapa ini semakin elegan, apalagi jika dikemas dengan kemasan kecil dan disajikan di hotel-hotel berbintang.

Salah satu tempat di Kulonprogo yang terkenal dengan produksi gula semut ada di Dusun Segajih, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap. Gula semut dari Kulonprogo dikenal punya satu keunggulan yaitu berstatus gula organik. Penyebutan organik tak hanya asal. Kealamian gula semut Kulonprogo di Segajih sudah dijaga sejak masa perawatan pohon. Tidak percaya?

Advertisement

Seorang perajin gula semut Dusun Segajih, Surani, menuturkan pupuk untuk merawat dan membantu menyuburkan pohon kelapa untuk bahan baku gula semut tidak boleh pupuk kimia. "Di bawah pohon, tanah atau pohon juga tidak boleh terkena air sabun," kata perempuan berusia 42 tahun itu, saat ditemui Harian Jogja, beberapa waktu lalu.

Berkunjung ke dusun yang berada di tak jauh dari Waduk Sermo ini pengunjung bisa melihat bagaimana nira kelapa yang tadinya hanya cairan yang bening dan manis bisa menjadi butiran-butiran yang menambah nikmat kopi dan makanan yang terhidang di meja. Menempuh perjalanan menanjak bila memulai perjalanan dari tepian Sermo, pengunjung bisa sesekali melihat para bapak-bapak setempat memanggul tabung-tabung yang terbuat dari batang bambu. Proses pembuatan gula nira dimulai kala para ibu mulai memanaskan nira di atas wajan dengan api tungku.

Nira dimasak sampai mengental hingga menjadi gula cetak. Sebagian lagi dibiarkan tetap dalam posisi cair, dan sejenak ditiriskan. Kemudian sebagian gula cetak kembali dicampurkan sambil terus digerus menggunakan tempurung kelapa hingga membentuk kristal.

Langkah berikutnya, gula diayak, dan hasilnya serbuk gula semut sudah siap kemas. Tidak jarang, sejumlah perajin menambahkan rasa jahe, kencur dan kunyit ke dalam gula semut hasil produksi mereka. Hal ini dilakukan untuk menambah variasi rasa gula semut. Meski demikian gula semut original seakan memiliki pencinta abadi. Surani menambahkan kalau dihitung, satu liter nira bisa menjadi gula semut sekitar dua ons. "Membuat gula semut tidak mengenal musim, saat musim kemarau hasil nira sedikit, namun hasilnya berkualitas sebab tidak tercampur air hujan," katanya.



Menurutnya menjadi produsen gula semut bukan tak menemui kendala. Para perajin, menurut Surani, menemui kendala pemasaran produk. Selama ini mereka menyetorkan produk kepada pengepul. Permintaan juga tak tentu, terkadang banyak dan terkadang sepi. Hal inilah yang membuat penghasilan perajin jadi kembang kempis. "Saya punya 12 pohon kelapa, setiap hari diambil nira dua kali, sehari lima liter. Kalau dibuat gula semut hanya menjadi satu kilogram," katanya.

Ia berharap sebagai desa wisata, Desa Hargotirto bisa terus berkembang, banyak dikunjungi wisatawan dan dikenal luas. Pada akhirnya, mereka lebih mudah menjual gula semut. "Produksi gula semut menjadi penghasilan pokok warga di sini," ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Niken Probo Laras, menjelaskan perjalanan gula semut Kulonprogo dimulai sekitar 2009. Pemerintah mendampingi para perajin hingga akhirnya tercium oleh Kementerian Koperasi yang kemudian memberi penghargaan One Vilage One Produk. Bantuan dalam bentuk pelatihan dan bantuan fisik juga mengalir dari sejumlah pihak.

Gula semut organik Kulonprogo dijamin higienisitasnya melalui standar pengolah. Kementerian Perindustrian telah menerbitkan SK untuk gula semut dengan hak kekayaan intelektual indikasi geografis sebagai komoditas unggulan Kulonprogo. Gula semut organik Kulonprogo juga tlah bersertifikasi Internasional sebagai syarat untuk menembus pasar ekspor.

"Produksi gula semut di Kulonprogo bisa mencapai enam ton per hari. Selain memenuhi pasar ekspor, kami berupaya menyuplai pasar domistik, minimal hotel-hotel di Jogja dan Indonesia menyanding gula semut saset," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembayaran Iuran Pendidikan Mahasiswa UKDW Gunakan BCA Virtual Account

News
| Rabu, 18 Desember 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Targetkan 700 Ribu Kunjungan, Taman Pintar Hadirkan Zona Planetarium dan Dome Area

Wisata
| Sabtu, 14 Desember 2024, 21:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement