Advertisement

Cuitan Fadli Zon Dianggap Merusak Entitas Puisi

Rahmat Jiwandono
Minggu, 16 Desember 2018 - 15:20 WIB
Arief Junianto
Cuitan Fadli Zon Dianggap Merusak Entitas Puisi Penulis buku, Muhammad Azwar (tengah) saat berbicara dalam acara peluncuran dan bedah buku Syahwat Politis yang Puitis: Kritik atas Puisi-Puisi Fadli Zon, di Basabasi Cafe, Sabtu (15/12 - 2018).Harian Jogja/Rahmat Jiwandono

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Cuitan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di akun Twitter-nya mendapat kritikan tajam dari sejumlah penikmat sastra. Sejumlah penyair muda dan kritikus sastra mengkritik cuitan yang oleh Fadli Zon diklaim sebagai sebuah puisi tersebut. Kritikan itu mereka tulis dan kumpulkan dalam sebuah buku kumpulan esai berjudul Syahwat Politis yang Puitis: Kritik atas Puisi-Puisi Fadli Zon.

Penerbitan buku itu merupakan inisiasi dari Himpunan Aktivitas Milenial Indonesia (HAM-I). Melalui buku tersebut, para aktivis yang tergabung dalam HAM-I bermaksud untuk menyadarkan Fadli Zon, bahwa puisi bukan sekedar bualan yang tiba-tiba.

Advertisement

Sekretaris Jenderal (Sekjen) HAM-I, Muchlas Jaelani Samorano mengatakan cuitan-cuitan Fadli Zon di Twitter yang lalu diklaim sebagai puisi itu bisa merusak nuansa estetis dan pesan universal dari sastra. Menurut Muchlas, puisi yang ditulis oleh Fadli Zon tak lain sebagai kepentingan syahwat politiknya. "Meski dia memiliki latar karier kesusastraan, Fadli telah menyempitkan entitas puisi," ujar Muchlas saat ditemui di sela-sela peluncuran buku Syahwat Politis yang Puitis: Kritik atas Puisi-Puisi Fadli Zon di Basabasi Cafe, Jl. Sorowajan Baru, Tegal Tandan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Sabtu (15/12/2018).

Puisi yang ditulis oleh Fadli Zon, menurut Muchlas memang tak lebih sekedar ungkapan syahwat politik untuk mendapatkan kekuasaan. Terlebih Fadli merupakan Sekjen Partai Gerindra sekaligus sebagai Badan Pemenangan Nasional (BPN) untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

“Contohnya Fadli pernah menulis puisi berjudul Ada Genderuwo di Istana. Puisi itu jelas untuk menyerang lawan politiknya. Buku antologi kritik puisi ini akan dikirimkan langsung kepada Fadli Zon sebagai kado akhir tahun,” kata Muchlas.

Penulis buku sekaligus panelis dalam peluncuran dan bedah buku tersebut, Muhammad Azwar menjelaskan sebuah karya sastra yang seharusnya bisa jadi penjernih keruhnya atmosfir politik justru dirusak oleh Fadli Zon. "Dia mengubah puisi yang pada dasarnya lahir dari kesadaran suci seorang penyair menjadi kreativitas kebencian," kata Azwar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 2 hours ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Ungkap Mantan Kepala Bea Cukai Jogja Lakukan Pencucian Uang Capai Rp20 Miliar

News
| Sabtu, 20 April 2024, 07:27 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement