Advertisement
Pemotongan Salib Nisan Dikecam Publik, Warga Kotagede Tunda Jadikan TPU Jambon Permakaman Khusus Muslim

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Buntut viralnya kasus pemotongan salib di nisan makam Almarhum Albertus Slamet Sugihardi di TPU Jambon, Purbayan, Kotagede, Jogja, warga setempat menunda rencana mengubah status TPU tersebut menjadi permakaman khusus warga muslim.
Seperti diketahui kasus pemotongan salib pada nisan makam warga Katholik itu dikecam publik setelah kasus ini mencuat ke media, karena dianggap sebagai praktik intoleran dan mencoreng citra Jogja.
Advertisement
Meski warga berdalih, pemotongan salib pada nisan almarhum sudah berdasarkan kesepakatan dengan keluarga almarhum. Pasalnya, mayoritas penghuni makam tersebut merupakan warga muslim sehingga warga tak berkenan ada simbol kristiani seperti salib. Tak hanya itu, alasan lainnya warga ingin menjadikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi permakaman khusus warga muslim.
Ketua RW 13 Purbayan, Slamet Riyadi mengaku pascakejadian ini rencana untuk menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus Muslim masih belum bisa dilakukan.
"Sementara kami pending dulu. Tidak seperti rencana awal [menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus warga muslim]," kata Slamet, Kamis (20/12/2018).
Tak hanya itu Slamet juga menyatakan kasus tersebut diklaimnya sudah selesai karena sudah ada pertemuan dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Jogja Sri Sultan HB X dan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di Balai Kota pada Kamis.
Seperti diketahui dalam jumpa pers tersebut, Sultan HB X meminta maaf atas peristiwa pemotongan salib yang terjadi di Kotagede. Menurut Sultan, kebebasan ebragama termasuk menggunakan simbol keagamaan telah dijamin oleh konstitusi.
Ia meminta pembina wilayah (stakeholder terkait) turut menegakkan konstitusi dan tak membiarkan aksi semacam itu terjadi, meski di sisi lain ada kesepakatan antarwarga, salib pada nisan almarhum harus dipotong karena dianggap simbol kristiani.
Ia menekankan selama proses pemakaman warga Katholik Almarhum Albertus Slamet Sugihardi, 60, warga Purbayan turut membantu persiapan pemakaman. "Sudah selesai ya kasusnya, juga sudah lewat beberapa hari," ujar Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Dosen FH Unissula Diskorsing Karena Diduga Jadi Pelaku Kekerasan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Sultan Imbau OPD Kelola Sampah dan Penghijauan Lingkungan Kantor
- Kota Jogja Targetkan Gunakan Parkir Digital di Semua Titik
- Jadwal DAMRI Jogja Ke YIA Kulonprogo Kamis 18 September 2025
- Lokasi Pemadaman Listrik di DIY Hari Ini, Mulai Jam 10.00 WIB
- Jembatan Pandansimo, Harapan Ekonomi Baru Warga Selatan Kulonprogo
Advertisement
Advertisement