Advertisement

Promo November

Pemotongan Salib Nisan Dikecam Publik, Warga Kotagede Tunda Jadikan TPU Jambon Permakaman Khusus Muslim

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 21 Desember 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Pemotongan Salib Nisan Dikecam Publik, Warga Kotagede Tunda Jadikan TPU Jambon Permakaman Khusus Muslim Makam Albertus Slamet Sugihardi yang dipotong salibnya, di TPU Purbayan Kotagede. - Harian Jogja/Abdul Hamied Razak

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Buntut viralnya kasus pemotongan salib di nisan makam Almarhum Albertus Slamet Sugihardi di TPU Jambon, Purbayan, Kotagede, Jogja, warga setempat menunda rencana mengubah status TPU tersebut menjadi permakaman khusus warga muslim.

Seperti diketahui kasus pemotongan salib pada nisan makam warga Katholik itu dikecam publik setelah kasus ini mencuat ke media, karena dianggap sebagai praktik intoleran dan mencoreng citra Jogja.

Advertisement

Meski warga berdalih, pemotongan salib pada nisan almarhum sudah berdasarkan kesepakatan dengan keluarga almarhum. Pasalnya, mayoritas penghuni makam tersebut merupakan warga muslim sehingga warga tak berkenan ada simbol kristiani seperti salib. Tak hanya itu, alasan lainnya warga ingin menjadikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) itu menjadi permakaman khusus warga muslim.

Ketua RW 13 Purbayan, Slamet Riyadi mengaku pascakejadian ini rencana untuk menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus Muslim masih belum bisa dilakukan.

"Sementara kami pending dulu. Tidak seperti rencana awal [menjadikan TPU Jambon sebagai permakaman khusus warga muslim]," kata Slamet, Kamis (20/12/2018).

Tak hanya itu Slamet juga menyatakan kasus tersebut diklaimnya sudah selesai karena sudah ada pertemuan dengan Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Jogja Sri Sultan HB X dan Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti di Balai Kota pada Kamis.

Seperti diketahui dalam jumpa pers tersebut, Sultan HB X meminta maaf atas peristiwa pemotongan salib yang terjadi di Kotagede. Menurut Sultan, kebebasan ebragama termasuk menggunakan simbol keagamaan telah dijamin oleh konstitusi.

Ia meminta pembina wilayah (stakeholder terkait) turut menegakkan konstitusi dan tak membiarkan aksi semacam itu terjadi, meski di sisi lain ada kesepakatan antarwarga, salib pada nisan almarhum harus dipotong karena dianggap simbol kristiani.

Ia menekankan selama proses pemakaman warga Katholik Almarhum Albertus Slamet Sugihardi, 60, warga Purbayan turut membantu persiapan pemakaman. "Sudah selesai ya kasusnya, juga sudah lewat beberapa hari," ujar Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement