Advertisement
PBTY 2019 : Tidak Hanya Berbahasa tetapi Juga Berbudaya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) akan kembali digelar 13-19 Februari 2019. Kali ini lomba yang digelar untuk memeriahkan agenda tahunan ke-14 ini tidak hanya menekankan aspek bahasa tetapi juga budaya.
Panitia PBTY Koordinator Bahasa Mandarin Novita Dewi mengatakan lomba yang digelar dalam PBTY kali ini menjadi salah satu ajang untuk menyalurkan bakat para belajar. "Tidak hanya melulu soal berbahasa tetapi juga budaya. Penggunaan bahasa tanpa pengetahuan budaya dan sejarah terkadang membuat bingung siswa," katanya, Rabu (2/1).
Advertisement
Lomba budaya yang digelar antara lain jianzhi yaitu Chinese paper cutting yaitu salah satu seni memotong kertas menjadi bentuk-bentuk yang indah dan memiliki makna. Hasil dari jianzhi biasanya digunakan untuk hiasan suatu perayaan. Membutuhkan ketelitian, kesabaran dan logika untuk dapat memotong secara efektif dan efisien tetapi tetap rapi dan indah.
Selanjutnya ada shufa atau kaligrafi tulisan Mandarin. Novita menjelaskan shufa adalah seni menulis indah suatu huruf yang penuh makna atau idiom bahkan bisa dalam bentuk puisi. "Shufa semakin menambah makna dari suatu lukisan bahkan saat dia berdiri sendiri pun tetap nampak indah. Sistem penulisan yang masih klasik dan sesuai pakem, menjadikan shufa suatu seni yang bernilai tinggi," lanjut Novita.
Ada pula lomba treasure hunt game. Perburuan harta karun ini dilakukan dengan cara memecahkan atau menjawab pertanyaan mengenai budaya atau sejarah Tionghoa. Seperti banyak makanan Tiongkok yang familier di keseharian, seperti lumpia, capcai, bakpao, mi, dan lain-lain.
Lomba melukis tangan dengan henna juga melengkapi rangkaian lomba PBTY ke-14. Novita mengatakan walau henna bukan berasal dari Tiongkok tetapi tema lukisan bertema Imlek pasti akan semakin cantik.
Selain itu ada pula lomba membuat lilin hias. Lilin selain pengganti cahaya saat mati lampu, juga digunakan pada acara sembayang umat tertentu, bisa sebagai penghias meja, kamar mandi, kamar tidur agar lebih romantis. "Peserta akan langsung praktik membuat hiasan cantik," katanya.
Lomba-lomba tersebut menjadi wajah baru pada pelaksanaan PBTY 2019, kecuali lomba shufa. Novita menjelaskan pelaksanaan lomba shufa sudah pernah dilakukan pada PBTY 2018, hanya pada tahun ini akan semakin diperbanyak jumlah pesertanya dan variannya. Lomba-lomba di PBTY tidak sebatas kerajinan saja tetapi juga ada lomba karaoke lagu-lagu Mandarin dan lomba melukis batik PBTY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Fokus Selesaikan Pekerjaan di Solo, Ini Sisa Waktu Gibran Jabat Wali Kota
- Menakar Langkah PDIP seusai Putusan MK, Kemungkinan Oposisi atau Gabung Prabowo
- Jokowi: Putusan MK Bukti Presiden dan Pemerintah Tak Cawe-Cawe di Pilpres 2024
- Ketua DPC PDIP Karanganyar Terganggu dengan Manuver Pj. Bupati Timotius
Berita Pilihan
Advertisement
Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Pilkada 2024, Bawaslu DIY Mencermati Gerak-gerik Kepala Daerah Petahana
- Dukung Program Desentralisasi Sampah, Ini Harapan DPRD Jogja
- Viral Sampah Menumpuk Selama Seminggu di Pasar Beringharjo Timur, Sudah Diangkut Sisakan Bau Menyengat
- MPBI DIY Bakal Mengawal Penyaluran THR Lebaran yang Belum Tuntas
- 391 Jamaah Haji Kota Jogja Akan Berangkat Dalam 3 Kloter
Advertisement
Advertisement