Advertisement

Produksi Kakao Kulonprogo Terganggu Hujan

Fahmi Ahmad Burhan
Jum'at, 08 Maret 2019 - 06:15 WIB
Budi Cahyana
Produksi Kakao Kulonprogo Terganggu Hujan Petani kakao di Dusun Slanden, Desa Banjaroya, Kalibawang, Johan Salbiantoro, menunjukan tanaman kakao di kebunnya, Kamis (7/3/2019). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, KALIBAWANG—Produksi kakao di Kecamatan Kalibawang kurang maksimal mengingat musim hujan yang masih berlangsung. Kualitas kakao tak sebagus biasanya sehingga petani hanya menjualnya di pasar lokal.

Petani kakao di Dusun Slanden, Desa Banjaroya, Kalibawang, Johan Salbiantoro, mengatakan saat musim hujan, produksi kakao tidak bisa maksimal. Biasanya di musim produksi tinggi, kakao yang dikumpulkan di kelompok tani dalam sepekannya bisa sampai 80 kilogram.
Pada musim produksi menurun seperti saat ini, sepekannya yang terkumpul hanya 10 kilogram kakao saja. “Produksi tinggi itu biasanya pada Mei, Juni sampai Oktober. Kalau di Maret ini produksi turun, salah satu faktornya cuaca,” ungkapnya kepada Harian Jogja, Kamis (7/3/2019).

Advertisement

Saat musim hujan, daun menjadi rimbun, nutrisi yang biasanya digunakan untuk menghasilkan bunga malah termakan oleh daun sehingga hasil kakao tidak banyak. Selain itu, saat musim hujan, banyak jamur dan lalat buah yang membuat kualitas panen kakao jadi tidak maksimal.

Di perkebunan kakaonya, Johan mengaku sekitar 30% tanaman kakaonya kena lalat buah. Untuk mengantisipasi berbagai kendala penurunan produksi kakao, para petani kakao membuat perawatan yang teratur, seperti menggunakan pupuk organik dan mengurangi rimbunan daun.

Ketika kualitas kakao tidak maksimal, hal itu berpengaruh pada penjualan. Biasanya kakao dengan kualitas baik akan dihargai Rp40.000 per kilogramnya sedangkan kakao dengan kualitas kurang bagus akan dihargai Rp25.000 per kilogramnya.

Penjualan kakao yang dengan kualitas bagus bisa dijual ke luar Kulonprogo. “Bahkan ada pemesan langsung dari Prancis ataupun Korea,” ucap Johan. Sementara jika kualitas kakaonya tidak bagus, hanya dijual di pasar lokal saja.

Johan mengatakan pengolahan kakao di Kalibawang belum maksimal mengingat dari sekian banyaknya kebun kakao, di Kalibawang hanya ada satu saja rumah produksi. “Sebagian besar dijual ke luar atau ke pasar lokal,” tuturnya.

Kepala Seksi Produksi Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Cahyadi Yuwono mengatakan di Kulonprogo yang menjadi sentra produksi kakao yaitu Kecamatan Kalibawang. Luas area perkebunan tanaman kakao mencapai 2.332 hektare. Pada tahun kemarin, total produksi panenan kakao mencapai 13.512 kuintal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal

News
| Jum'at, 19 April 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement