Advertisement

Peminat Rusunawa Giripeni Terkatung-katung

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 12 Maret 2019 - 10:00 WIB
Galih Eko Kurniawan
Peminat Rusunawa Giripeni Terkatung-katung Petugas kebersihan duduk di halaman tengah di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) di Desa Giripeni, Kecamatan Wates, Senin (11/3/2019).-Harian Jogja - Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Minat dua kepala keluarga (KK) untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Desa Giripeni, Kecamatan Wates terkatung-katung karena rusunawa itu belum difungsikan.

Pembangunan fisik Rusunawa Giripeni yang dibangun lima lantai itu padahal sudah selesai sejak 2016 silam. Penyebab belum operasionalnya Rusunawa Giripeni itu karena belum adanya serah terima atas aset rusun tersebut dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.

Advertisement

Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kulonprogo Suparno mengatakan instansinya belum mendapat kejelasan pelaksanaan serah terima kunci dan aset rusunawa dari Satuan Kerja Nonvertikal Tertentu Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpu PR).

Tahapan penyerahan ini dimungkinkan memakan waktu yang tidak sebentar karena unit itu dibangun Kementerian Perumahan Rakyat sebelum kemudian dilebur menjadi Kementerian PUPR. Suparno menyebut ada urusan administrasi yang belum rampung hingga saat ini.

Kondisi ini membuat Pemerintah Kabupaten Kulonprogo belum berani memfungsikan rusun tersebut meski sudah ada dua KK yang berminat menempati. “Harapannya tentu bisa segera ada penyerahan aset agar bisa ditempati warga,” kata Suparno, Senin (11/3/2019).

Meski belum ada kejelasan kapan serah terima aset itu bisa dilangsungkan, Suparno meyakini rusunawa itu bisa dihuni tahun ini setelah belum lama ini ada berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat untuk mengecek kondisi Rusunawa Giripeni.

Atap Rusak
Jika nanti terdapat kekurangan fasilitas, DPUPKP diminta menyerahkan laporan ke Pemerintah Pusat. DPUPKP juga diminta untuk mengusulkan revitalisasi jika terdapat kekurangan yang akan dipenuhi Kemenpu PR. Jika tidak terkendala masalah administrasi di tingkat Pusat, Rusunawa Giripeni sejatinya sudah bisa dihuni namun dengan pengoperasian minimal karena instalasi listrik pompa air belum selesai sepenuhnya.

Sepanjang 2017 hingga akhir 2018, kondisi Rusunawa Giripeni kosong melompong tanpa penghuni sampai mengalami kerusakan di sejumlah bagian. Baru pada Januari kemarin, DPUPKP mulai mengerahkan enam petugas keamanan sekaligus kebersihan di rusunawa tersebut.

Koordinator Petugas Kebersihan Rusunawa Giripeni, Bowo, mengungkapkan sebelum dirinya diterjunkan, kondisi bangunan bercat putih dengan kombinasi oranye itu sangat memprihatinkan. Banyak rumput liar yang tumbuh di halaman tengah rusunawa dengan sejumlah lampu di depan kamar yang hilang.

Atap penghubung berbahan kanopi yang ada di antara bangunan depan dan belakang mengalami kerusakan. Bowo menduga kerusakan tersebut akibat cuaca buruk. Kondisi ini membuat dia beserta sejumlah orang yang ditunjuk untuk membersihkan rusunawa sempat kewalahan mengingat banyaknya kerusakan dan kotornya bangunan. “Sekarang kondisinya sudah lebih baik,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan salah satu rekan Bowo, Agus. Kerusakan dan hilangnya sejumlah fasilitas di rusunawa tersebut karena ulah orang-orang yang kerap menjadikan bangunan itu sebagai tempat menongkrong karena tidak ada petugas jaga yang mengawasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus

News
| Jum'at, 26 April 2024, 10:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement