Advertisement
Warga di Kawasan Rawan Longsor Lakukan Penjagaan Saat Hujan Deras

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO-- Warga yang tinggal di wilayah rawan longsor di Desa Hargotirto, Kokap, Kulonprogo terus meningkatkan kewaspadaan pasca terjadinya longsor beberapa waktu lalu. Warga melakukan penjagaan ketika hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Kepala Dusun Teganing I, Desa Hargotirto, Kokap, Sarpan mengatakan warganya tinggal di wilayah rawan longsor. "Setiap ada cuaca buruk, hujan lebat, langsung antisipasi," ujarnya pada Kamis (28/3/2019).
Advertisement
Ia mengatakan, setelah longsor terjadi pada pekan lalu, Minggu (17/3/2019), warga meningkatkan kewaspadaannya. Sarpan mengaku sudah mengkoordinir warganya, agar rumah yang dekat dengan tebing-tebing menjaga keselamatan anggota keluarganya saat cuaca sedang buruk.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Hargotirto, Kokap, Parlan mengatakan di Desa Hargotirto, banyak rumah-rumah yang letaknya ada di bawah tebing. "Hargotirto ini secara geografis perbukitan. Jadi yang kami antisipasi yaitu bencana longsor," ujarnya.
BACA JUGA
Dalam langkah mitigasi, pihaknya mengaku sudah menyiapkan adanya Desa Tangguh Bencana (Destana). Destana di desanya sudah didirikan dari 2017. "Melalui Destana itu kami juga sosialisasikan ke masyarakat, langkah-langkah mitigasi bencana terutama longsor," ujar Parlan.
Pada Minggu (17/3/2019) lalu, hujan dengan intensitas lebat dan durasi yang lama membuat banyak titik di Kulonprogo mengalami longsor. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo total ada 30 titik yang terkena longsor tersebar di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap dan sebagian Kecamatan Pengasih.
Kepala BPBD Kulonprogo, Ariadi mengatakan, di Kulonprogo pihaknya sudah memetakan wilayah-wilayah yang termasuk rawan longsor. Ada 31 desa yang masuk pada peta rawan longsor. Kesemuanya masuk pada enam kecamatan, yaitu Kecamatan Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh, Kokap, Nanggulan dan Pengasih.
"Dalam upaya mitigasi bencana longsor, kami upayakan penyiapan kapasitas masyarakat melalui Destana. Selian itu juga kami sudah pasang EWS (Early Warning System) di titik rawan longsor," kata Ariadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jual Pupuk Subsidi di Atas Harga Resmi, Pengecer Akan Dicabut Izinnya
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Masih ada 1.744 Kasus HIV di Kota Jogja, Layanan Pengobatan Dipermudah
- 1.000 Petugas SPPG Bantul Dibekali Pelatihan Penjamah Makanan
- KPK Periksa 5 Saksi Dugaan Korupsi Kuota Haji di Polresta Jogja
- 1,3 Juta Liter Air Didistribusikan BPBD Bantul ke Wilayah Kekeringan
- Terdakwa Kecelakaan yang Menewaskan Mahasiswa UGM Dituntut 2 Tahun
Advertisement
Advertisement