Advertisement

BPJS Siap Tanggung Biaya Pengobatan Caleg Stres

Rahmat Jiwandono
Rabu, 15 Mei 2019 - 21:12 WIB
Yudhi Kusdiyanto
BPJS Siap Tanggung Biaya Pengobatan Caleg Stres Ilustrasi stres - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Wonosari, Gunungkidul, menanggung biaya pengobatan serta perawatan calon anggota legislatif (caleg) yang terindikasi stres akibat gagal dalam kontestasi Pemilu 2019.

Kepala Kantor BPJS Kesehatan Cabang Wonosari, Gunungkidul, Syarifatun Kurniaekawati, membenarkan jika jajarannya menyanggupi untuk menjamin biaya pengobatan caleg yang stres. Menurutnya, hal yang harus dipersiapkan bagi caleg yang stres adalah keaktifan kartu sebagai peserta BPJS. "Cek terlebih dahulu apakah kartu masih aktif atau tidak, jika sudah tidak aktif, cara mengaktifkannya dengan membayar iuran," ucapnya, Rabu (15/5/2019).

Advertisement

Lebih lanjut Syarifatun menyatakan alur proses pengobatan bagi caleg yang terindikasi stres hampir sama dengan pasien BPJS pada umumnya. Langkah pertama yaitu memeriksakan diri ke puskesmas atau dokter pribadi yang nantinya akan diberi rujukan dan diarahkan ke rumah sakit tertentu sesuai dengan diagnosis dari faskes maupun dokter pribadi. "Hal-hal yang menjadi tanggungan BPJS meliputi obat, biaya cek laboratorium dan hasil pengecekan laboratorium," katanya.

Psikiater RSUD Wonosari, Ida Rochmawati, menyebutkan hingga saat ini jajarannya belum menerima laporan pasien gangguan jiwa, terutama caleg yang gagal dalam kontestasi pemilu. Menurut Ida hingga saat ini masih banyak orang yang merasa malu untuk berkonsultasi kejiwaan dengan psikiater karena takut dianggap gila. "Ini yang perlu disampaikan jika berkonsultasi dengan psikiater belum tentu gila," kata dia.

Ia mengungkapkan stres yang dialami caleg muncul akibat ekspektasi terlalu tinggi dan tidak mampu meraihnya dan berujung pada kekecewaan. Meski begitu, masyarakat masih enggan untuk berkonsuktasi dengan psikiater, sehingga mereka memilih untuk berkomunikasi dengan tokoh agama. "Hal seperti itu boleh saja dilakukan tetapi alangkah baiknya jika menempuh jalur medis sehingga tahu penyebabnya secara klinis," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement