Advertisement

Bahan Berbahaya Ditemukan pada Makanan di Pasar Jangkang, Pedagang Mengaku Tidak Tahu

Hafit Yudi Suprobo
Kamis, 30 Mei 2019 - 05:37 WIB
Nina Atmasari
Bahan Berbahaya Ditemukan pada Makanan di Pasar Jangkang, Pedagang Mengaku Tidak Tahu Bupati Sleman Sri Purnomo beserta dengan sejumlah kepala Dinas dan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan DIY pantauan harga kebutuhan pokok dan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya di Pasar Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (29/5/2019). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement


Harianjogja.com, SLEMAN-- Jelang perayaan Idulfitri 1440 Hijriah, pantauan harga kebutuhan pokok dan bahan makanan yang mengandung zat berbahaya dilakukan.

Sayangnya, masih ditemukan zat berbahaya di bahan makanan dalam pantauan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sleman dan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan DIY di Pasar Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (29/5/2019).

Advertisement

Kepala Balai Besar POM DIY Rustyawati, mengatakan jika kali ini pihaknya mendampingi Bupati Sleman melakukan pengecekan dan pengawasan produk yang dijual di pasar Jangkang Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Rabu (29/5/2019).

"Jadi, dari 26 sampel ada sekitar 20 persen bahan makanan yang positif mengandung bahan berbahaya, itu cukup tinggi juga" kata Rustyawati.

Dia mengatakan, bahan makanan yang positif mengandung bahan kimia berbahaya terdiri dari teri nasi yang positif mengandung formalin, kemudian cumi kering yang juga positif mengandung formalin.

"Kemudian tadi bleng, bahan yang suka ditambahkan di pangan, kemudian ada kerupuk karak atau kerupuk gendar itu ditambahkan bleng jadinya positif boraks," ungkapnya.

Rustyawati menuturkan, jika Balai Besar POM juga terpaksa harus menyita mie basah yang mengandung boraks dari salah satu pedagang.
"Si pedagang mengatakan jika ia membelinya dari Pacitan, kemudian ada juga krupuk yang positif mengandung rhodamin b," paparnya.

Terkait dengan bahaya dari zat kimia berbahaya bagi tubuh manusia, Rustyawati menjelaskan jika penyakit kanker akan mengintai mereka yang mengkonsumsinya secara berkelanjutan.

"Karena itu zat kimia yang tidak bisa diurai oleh tubuh, jadi ia akan menempel di tempat yang dia suka, kalau ada zat asing dan tubuh tidak kuat lagi jadilah kanker," tegasnya.

Rustyawati mengungkapkan jika temuan zat berbahaya di di Pasar Jangkang, Widodomartani, Ngemplak, Sleman naik sebesar 31 persen jika dibandingkan temuan yang dilakukan oleh BBPOM sebesar 17 persen.

Rustyawati juga menyesalkan masih banyaknya pedagang yang tidak tahu jika bahan makanan yang mereka jual mengandung zat berbahaya. Namun, langsung kemudian kita beri sosialisasi dan bahan makanannya kita ambil," tuturnya.

Salah satu pedagang yang dagangannya disita oleh BBPOM DIY, Pranto, 55, asal Ngentak, mengatakan jika ia tidak tahu kalau teri yang dijualnya mengandung formalin. "4 kilogram diambil, kemudian diganti rugi setengahnya dengan uang Rp50.000. Teri per kilogramnya Rp30.000," katanya.

Dia mengatakan, pedagang itu seringkali tidak tahu ada ada atau tidaknya formalin di dalam bahan makanan yang mereka jual. "Kalau pengepulnya itu berasal dari Wonosari," ungkapnya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan jika ia mengharapkan kepada BBPOM DIY untuk terus nantinya ditelusuri dari mana pedagang mendapatkan bahan makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.

"Bahan makanan yang mengandung zat berbahaya harus ditelurusi dari mana asalnya, karena itu sangat berbahaya, apalagi teri itu kan menjadi makanan yang menarik, tapi kalau mengandung formalin dan bahan berbahaya itu masuk ke dalam tubuh kita kan berbahaya karena tidak bisa diurai," ungkapnya.

Terkait dengan pantaun harga bahan makan pokok, Sri Purnomo mengatakan untuk sementara harga tidak ada gejolak cenderung stabil. "Jadi harga kebutuhan pokok tidak ada kenaikan, tadi daging juga sementara sampai saat ini Rp120.000 ribu per kg," kata Sri Purnomo.

Dia mengatakan, harga kebutuhan pokok yang masih stabil terdiri dari daging, ayam, telur kemudian beras. Dan itu, kata Sri Purnomo, merupakan kebutuhan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. "Mudah mudahan sampai dengan hari H juga tidak ada kenaikan yang berarti," terangnya.

Sri Purnomo juga mengimbau kepada warga masyarakat untuk tidak membeli bahan makanan terlalu banyak karena stok terjaga dengan baik. "Di samping barangnya nanti bisa tidak sehat nanti, harga juga akan bergejolak," ujar Sri Purnomo.

Ketika disinggung mengenai ketersediaan kebutuhan pokok, Sri Purnomo mengatakan untuk kesediaan pihaknya sudah melakukan cek ketersediaan harga daging dan telur ayam di dua produsen, PT Sera Food Indonesia, Desa Pandowoharjo, Kecamatan Sleman dan Indotelor, Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman. "Mereka menyatakan untuk suplai dua bulan ke depan akan," tutup Sri Purnomo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement