Advertisement
Jalur Cinomati Kini Lengang, Mengapa?

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Jalur Cinomati terpantau lengang dari arus balik. Hal ini disebabkan oleh imbauan-imbauan jalur alternatif yang sudah beredar sebelum lebaran.
Petugas Pos Pantau Jalan Dlingo Pathuk yang juga merupakan warga sekitar, Sunyoto, mengatakan pada lebaran tahun lalu masih banyak kendaraan yang melintasi Jalur Cinomati. Namun kini hanya sekitar belasan kendaraan yang melintas. "Itu juga mayoritas plat AB yang sudah hafal medan," kata Sunyoto, Jumat (7/6/2019).
Advertisement
Sunyoto mengatakan dari tahun ke tahun kesadaran pemudik untuk mengambil jalur alternatif semakin tinggi. Rata-rata pemudik mengambil jalur melalui Kecamatan Piyungan, Kecamatan Patuk lalu mengambil arah ke Kecamatan Dlingo untuk berwisata atau mengikuti arus balik.
Salah satu pemudik sekaligus wisatawan asal Wonogiri, Nur Laila, 40, mengatakan dia yang kerap mudik ke Bantul sudah paham akan larangan melewati jalur cinomati untuk mudik. "Sudah terkenal banyak mobil kecelakaan di sana, apalagi mobil keluarga saya matic, jadi tidak pernah lewat situ," kata Nur Laila.
Nur Laila mengatakan jalur yang biasa diambilnya saat mudik adalah melalui jalan besar Kecamatan Dlingo atau melalui Jalan Imogiri masuk ke Panggang. Meskipun rute yang ditempuh lebih jauh, Laila mengutamakan keselamatan saat mudik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polisi Tangkap Sejumlah Orang Mengaku Wartawan yang Memeras Warga
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Operasi Patuh Progo di Jogja Segera Dimulai, Ini Sasaran Pelanggaran yang Ditindak
- Baru Diluncurkan, Koperasi Desa Merah Putih Sinduadi Dapat Ratusan Pesanan Sembako
- DIY Bakal Bentuk Sekber Penyelenggara Haji-Umroh, Upayakan Direct Flight dari Jogja ke Makkah
- Sasar 2 Terminal di Gunungkidul, Kegiatan Jumat Bersih Jangan Hanya Seremonial Semata
- Dibuka Mulai 14 Juli, Sekolah Rakyat SMA di Bantul Tampung 200 Siswa dari Keluarga Miskin Ekstrem
Advertisement
Advertisement